Bisnis.com, JAKARTA - Seperempat dari jumlah perusahaan pialang saham asal Hong Kong diperkirakan gulung tikar setelah kegiatan perdagangan dan nilai fee yang mereka peroleh anjlok di bursa saham kedua terbesar di Asia tersebut.
Sedangkan persaingan di kalangan perbankan juga semakin ketat, menurut asosiasi perusahaan sekuritas.
Jumlah perusahaan pialang saham lokal diperkirakan akan merosot menjadi 300 dari sekitar 400 perusahaan dalam kurun lima tahun ke depan, ujar Mofiz Chan, seorang juru bicara dari Hong Kong Securities & Futures Professionals Association sebagaimana dikutip Bloomberg (22/7/2013).
“Banyak orang yang bekerja sambilan dan keluar dari bisnis tersebut,” ujar Chan.
Menurutnya, sebagian besar anggotanya memilih pindah kerja ke sektor keamanan, sopir taksi atau menjadi guru di sekolah dasar.
Fee merosot sejak bursa yang dioperasikan oleh Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd. pada 2003 tersebut menghapus komisi pialang sebesar 0,25% dari nilai transaksi. Kondisi itu menguras keuntungan bagi para broker setelah China daratan melakukan ekspansi kegiatan operasi. Kompetisi tersebut diprotes oleh para pialang saham asing seperti Mirae Asset Secutirties Co. asal Korea Selatan dan Daiwa Securities Group Inc. dari Jpang. Kedua perushaan itu mengaku banyak kehilangan tenaga kerja.
Sebanyak sebelas perusahaan pialang saham gulung tikar, menurut data yang ada di bursa Hong Kong. Sedangkan King Fook Securities Co., yang didirikan pada 1971, menyatakan akan menutup usahanya akhir bulan ini.