Bisnis.com, JAKARTA--Meski pasar obligasi tertekan, PT Pemeringkat Efek Indonesia tetap optimis memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi bisa mencapai Rp80 triliun sampai akhir 2013.
Presiden Direktur Pefindo Ronald T. Andi Kasim menyampaikan kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan memang menjadi ancaman. Akan tetapi perusahaan tetap harus menerbitkan obligasi demi memenuhi kebutuhan belanja modal dan menjaga pertumbuhan kinerja operasional.
“Pefindo masih optimis dengan proyeksi penerbitan obligasi tahun ini. Efek inflasi dan kenaikan BI rate akan menjadi perhatian, tapi sebagian besar korporasi butuh dana untuk growing,” ujarnya kepada Bisnis, Senin(15/7/2013).
Risikonya, korporasi terpaksa membayar biaya bunga utang yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika kondisi ekonomi Indonesia masih stabil. “Soal dampak, kalaupun ada tidak begitu besar.”
Pada semester pertama tahun ini, lanjutnya, total penerbitan obligasi sudah melebihi angka Rp40 triliun. Bukan tidak mungkin terjadi hal yang sama pada paruh kedua.
Secar sektoral, perusahaan-perusahaan di lingkup keuangan masih akan mendominasi pasar obligasi korporasi. Sementara itu, sektor yang berbasis komoditas global dan ekspor masih akan terkendala oleh melesunya ekonomi global