Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR EMAS: Harga Emas Naik Karena Pembelian dari China, India dan AS

BISNIS.COM, JAKARTA—Harga emas dan perak mulai menggeliat dari level terendah sejak September 2010 di tengah spekulasi akan menurunnya pembelian komoditas tersebut.

BISNIS.COM, JAKARTA—Harga emas dan perak mulai menggeliat dari level terendah sejak September 2010 di tengah spekulasi akan menurunnya pembelian komoditas tersebut.

Harga emas mulai membaik setelah mengalami penurunan terburuk dalam sepekan sejak September 2011, setelah bank sentral AS mengisyaratkan pengurangan stimulus moneter. Pengurangan stimulus itu dilakukan menyusul munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Harga emas naik hingga 0,7% menjadi US$1.293,63 per troy once dan menyentuh level US$1.287,47 pukul 11:31 pagi di pasar Singapura atau pukul 10:31 WIB setelah empat hari sebelumnya melemah. Indeks harga emas relatif menguat selama 14 hari ke posisi 27,2 atau berada di bawah 30 yang mengindikasikan akan terjadi pemulihan dalam waktu dekat.

Pembelian dalam jumlah besar dari oleh China, India dan Amerika Serikat menyusul penurunan harga tertinggi dalam 30 tahun pada April, mendorong peningkatan harga lebih dari US$150 per troy once. Namun masih terlalu dini untuk memprediksi jika aksi borong emas itu akan terulang karena para investor yang antusias melakukan pembelian pada April akan menjadi semakin hati-hati, menurut CPM Group.

“Penurunan terburuk saat ini agaknya di luar perkiraan dan harga emas kemungkinan akan stabil dan merangkak naik,” ujar Jeffrey Christian, seorang managing partner  CPM di Zhaoyuan, China hari ini. Menurutnya sangat penting untuk melihat dalam beberapa hari ke depan bagaimana antusiasnya investor. Jika mereka mengisyaratkan masih menunggu harga turun maka itu merupakan sinyal negatif, katanya sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (21/6/2013).

Harga emas sebelumnya turun ke US$1,269,46 yang merupakan harga termurah sejak 16 September 2010, dan turun 7,4% pekan ini sebagai level terburuk sejak 23 September 2011. (LN)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper