BISNIS.COM, JAKARTA--Harga emas berjangka jatuh ke level terendah dalam tiga minggu dampak spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin menandakan pengurangan stimulus ekonomi AS.
Paladium turun ke titik termurah pada lebih dari satu bulan, karena penjualan mobil Eropa merosot.
Para pembuat kebijakan The Fed memulai pertemuan dua hari ini. Bank sentral saat ini membeli US$85 miliar per bulan Treasuries dan utang hipotek.
Ben S. Bernanke mengatakan bulan lalu laju pembelian dapat turunkan jika prospek kerja menunjukkan perbaikan yang berkesinambungan.
Permintaan emas fisik di Amerika Utara dan Eropa telah menurun 80% dari April, Kitco Metals Inc mengatakan dalam sebuah laporan.
"Semua orang sedang menunggu pernyataan besok," kata Frank Lesh, trader di FuturePath Perdagangan di Chicago, dalam sebuah wawancara telepon seperti dikutip Bloomberg, Rabu (19/6/2013). "Ada kurangnya minat pada sisi fisik."
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 1,2% untuk menetap di US$1.366,9 per ounce pada pukul 1:44 di Comex di New York. Harga menyentuh US$1.360,20, terendah untuk kontrak teraktif sejak 23 Mei.
Biaya hidup di AS naik kurang dari perkiraan pada bulan Mei, tertahan oleh penurunan pertama dalam harga pangan dalam hampir empat tahun, sebuah laporan pemerintah pada hari ini.
Emas telah jatuh 18% pada tahun ini, sebagian karena investor kehilangan kepercayaan pada komoditas sebagai penyimpan nilai di tengah inflasi yang rendah. Kepemilikan global dalam produk yang diperdagangkan di bursa didukung oleh logam diperpanjang kemerosotan ke level terendah sejak Maret 2011.
Perak untuk pengiriman Juli turun 0,4% menjadi US$21.677 per ounce di Comex.
Di New York Mercantile Exchange, paladium untuk pengiriman September turun 1,3% menjadi US$708,35 per ounce.
Sebelumnya, harga menyentuh US$697,10, terendah sejak 10 Mei.
Platinum berjangka untuk pengiriman Juli naik 0,4% menjadi US$ 1.440,10 per ounce. Kedua logam digunakan dalam perhiasan dan perangkat dalam mobil.
Penjualan mobil Eropa jatuh ke level terendah selama 20 tahun pada Mei di tengah meningkatnya pengangguran yang disebabkan oleh resesi di kawasan Eropa.