BISNIS.COM, JAKARTA—Harga saham emerging market anjlok terutama dipengaruhi oleh saham Thailand dan Turki di tengah kekhawatiran bank sentral AS mengurangi stimulus.
Sementara rupee India dan rubel Rusia melemah di antara mata uang negara emerging marget.
Siam Commercial Bank Pcl and PTT Pcl (PTT) menggiring penurunan nilai saham tersebut Bangkok di tengah spekulasi para investor akan meningkatkan penjualan bersih per bulan dalam jumlah terbesar selama hampir dua tahun. GCL-Poly Energy Holdings Ltd. merosot setelah unit usaha China Investment Corp. menjual 1,2 miliar saham. Saham
Turki turun setelah bank sentral negara itu mempertahankan tingkat bunga acuan di tengah kekacauan di negara tersebut.
Indeks saham Ibovespa Brazil menanjak untuk pertama kalinya dalam tiga sesi perdagangan terutama dipengaruhi oleh perusahaan milik miliuner Eike Batista.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 0,4% menjadi 953,54 sehingga memperpanjang penurunan nilai saham bulan ini menjadi 5,5%. Komisi Pasar Terbuka Federal memulai pertemuan dua hari hampir satu bulan setelah Gubenur Bank Sentral AS Ben S. Bernanke mengatakan para pembuat kebijakan kemungkinan memangkas stimulus jika prospek sektor usaha menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan.
“Emerging Market tidak sudah dengan pembatasan stimulus,” ujar Jeff Papp, analis senior pada Oberweis Asset Management Inc., yang mengelola US$700 juta aset sebagaimana dikutip Bloomberg. Dia menambahkan bahwa apapun yang mereka katakan akan bisa menggerakkan pasar dalam waktu dekat.