Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK DUNIA Berbalik Naik Tajam

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak berbalik naik pada Selasa pagi WIB menyusul penurunan tajam sebelum akhir pekan lalu dipengaruhi pernyataan pejabat tinggi energi Irak bahwa negara itu ingin memperketat produksinya di tengah melemahnya perkiraan permintaan

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak berbalik naik pada Selasa pagi WIB menyusul penurunan tajam sebelum akhir pekan lalu dipengaruhi pernyataan pejabat tinggi energi Irak bahwa negara itu ingin memperketat produksinya di tengah melemahnya perkiraan permintaan global.

Harga minyak juga terangkat oleh melemahnya dolar terhadap euro, yang terjadi setelah indeks pembelian manajer ISM untuk sektor manufaktur AS pada Mei secara tak terduga berbalik ke dalam wilayah kontraksi, menyoroti kelemahan dalam perekonomian.

Di New York Mercantile Exchange, kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli bertambah US$1,48  dari akhir Jumat, ditutup pada US$93,45 per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik US$1,67 menjadi menetap pada US$102,06 per barel.

Bob Yawger dari Mizuho Securities mengatakan pasar 'oversold' (kelebihan jual) setelah harga jatuh pada Jumat (31/5/2013) menyusul pertemuan OPEC di Wina di mana kartel setuju mempertahankan kuota produksinya tidak berubah pada 30 juta barel per hari meskipun permintaan global melemah.

Wakil perdana menteri Irak yang bertanggung jawab untuk urusan energi Hussein al-Shahristani, dalam sebuah wawancara mengatakan kepada AFP bahwa negara itu sedang bernegosiasi dengan kontraktor minyak asing untuk menurunkan target produksi jangka panjang karena melemahnya perkiraan permintaan.

"Kami telah merevisi rencana produksi untuk semua ladang minyak," kata Shahristani yang juga mantan menteri perminyakan.

Saat ini Irak mengekspor sekitar 2,6 juta barel per hari tetapi memiliki potensi untuk meningkat lagi ketika industri minyaknya hidup kembali.

"Anggaran kami didasarkan pada US$90. Kami berharap harga minyak tetap di atas US$90. Kalau tidak, kami harus merevisi anggaran kami," ujar Shahristani. (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper