Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Minyak Diprediksi Tak Signifikan

Vitol Group, Perusahaan trading minyak independen, memprediksi harga minyak tidak akan menguat lebih jauh dalam satu setengah tahun ke depan seiring dengan melambatnya permintaan dan kemmpuan kilang minyak yng bisa memenuhi permintaan bahan bakar.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

.Bisnis.com, JAKARTA- Vitol Group, Perusahaan trading minyak independen, memprediksi harga minyak tidak akan menguat lebih jauh dalam satu setengah tahun ke depan seiring melambatnya permintaan dan kemmpuan kilang minyak yang bisa memenuhi permintaan bahan bakar.

 “Saya tidak bisa melihat bahwa pasar akan benar-benar meroket. Kita memiliki banyak suplai dan kita akan memerlukan waktu untuk menghabiskannya” ujar CEO Vitol Group Ian Taylor seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/7/2016).

Taylor mengutarakan, bahwa sejak reli dari level terendah dalam dua belas tahun terakhir pada Januari dengan harga US$27,10 per barel, minyak mentah Brent sempat bertengger di level US$50 per barrel selama bulan lalu. Harga patokan internasional yang akan berakhir pada tahun ini  tidak akan terlalu jauh dari kondisi saat ini. Selain itu, ada kemungkinan harga hanya akan naik ke level US$60 per barel pada akhir 2017.

Prediksi lain, yang memiliki pandangan serupa dengan Vitol Group, dari Goldman Sachs Group Inc., menyebut negara-negara kaya minyak dan industri energi menghadapi harga rendah berkepanjangan yang lebih mirip dengan penurunan pada 1986-1999 dibandingkan pemulihan setelah krisis 2008.

Vitol memperdagangkan lebih dari 6 juta barel minyak per minyak mentah dan hasil penyulingan setiap hari yang cukup untuk menutupi kebutuhan Jerman, Prancis, Itali dan Spanyol secara bersamaan dan prediksinya hampir selalu terealisasi di pasar energi.

Harga minyak Brent jatuh ke level US$47.97 per barel di London pada pukul 16.43 waktu setempat, Selasa (5/7/2016). Sementara itu, harga minyak WTI di New York  melempem 4,5%T ke level US$46.77 per barel.

Taylor yang telah melakukan bisnis trading minyak selama hampir empat dekade, menyebutkan salah satu faktor, termasuk gangguan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang lebih kuat dari prediksi, membantu memperketat pasar di semester pertama tahun ini dan menaikkan harga minyak.

 “Kami memprediksi pertumbuhan permintaan akan sedikit lebih rendah di semester kedua tahun ini. Ada sedikit pengurangan di Timur Jauh sementara kilang di China tampaknya puas dengan aksi overbought di bulan pertama tahun ini,” katanya.

Dia juga mengungkapkan, pada musim panas di Amerika permintaan minyak tidak akan terlalu menanjak. Sistem kilang minyak dunia secara jelas telah memiliki suplai bahan bakar yang cukup.

Kontrak minyak Agustus di Amerika, di mana permintaan berada pada puncaknya, diperdagangnkan pada US$1,44 per galon di New York pada pukul 16.48, Selasa (5/7/2016), di bawah harga kontrak September.

“Kami tidak melihat akan terjadi kekurangan bahan bakar,” kata taylor.

Pada waktu yang sama, kebanyakan faktor penghambat seperti kebakaran masif di Kanada berangsur membaik .

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper