BISNIS.COM, JAKARTA--Total penawaran yang masuk untuk penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS alias global bond oleh Pemerintah Indonesia tercatat mencapai US$12,5 miliar atau oversubscribed hingga 4,2 kali.
Berdasarkan pengumuman resmi Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, Selasa (9/4/2013), penerbitan obligasi yang telah dilakukan semalam dengan total US$3 miliar itu dibagi ke dalam dua seri yakni RI0423 senilai US$1,5 miliar dengan tenor 10 tahun dan RI0443 senilai US$1,5 miliar dengan tenor 30 tahun.
Untuk RI0423 yang jatuh tempo pada 15 April 2023, pemerintah menetapkan tingkat kupon sebesar 3,375% dengan harga terdiskon 98,953% sehingga tingkat yieldnya menjadi 3,5%.
Sementara itu, untuk RI0443 yang jatuh tempo 15 April 2043 pemerintah menetapkan kupon sebesar 4,625% dengan harga terdiskon 98,012% sehingga tingkat yieldnya menjadi 4,75%.
Dalam pengumuman tersebut, pemerintah menyatakan transaksi penerbitan dua seri global bond ini merupakan bagian dari program global medium term notes (GMTN) sebesar US$20 miliar.
Distribusi seri RI0423 mayoritas diserap oleh investor asal Amerika Serikat yakni 50% disusul Eropa 20%, lalu investor Asia kecuali Indonesia sebanyak 17%, dan investor Indonesia sebanyak 13%. Asset Managers tercatat masih mendominasi pembelian yaitu sebesar 68%, disusul bank 18%, asuransi/dana pensiun 11%, dan private banking 3%.
Sementara itu, distribusi seri RI0443 mayoritas juga diserap oleh investor asal Negeri Paman Sama sebanyak 56%, disusul pemodal Eropa 27%, lalu investor Asia kecuali Indonesia 13%, dan investor Indonesia 4%. Lagi-lagi asset managers masih mendominasi pembelian sebesar 81%, disusul bank 8%, asuransi/dana pensiun 9%, dan private banking 2%.
Emisi surat utang ini mendapatkan peringkat BBB- dengan outlook stabil dari Fitch, BB+ dengan outlook positif dari S&P, dan Baa3 dengan outlook stabil dari Moody's.
Bertindak selaku joint lead managers dan joint bookrunners dalam transaksi ini adalah Deutsche Bank AG, JP Moergan Securities Plc, dan Standard Chartered Bank, serta bertindak sebagai co managers adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas.