BISNIS.COM, PALEMBANG—Terkait dengan jadwal penerbitan saham perdana atau IPO (initial publik offering) pada awal Juni depan, PT Semen Baturaja akan melakukan road show ke Singapura dan Hong Kong pada 2-7 Mei, untuk menawarkan saham yang akan dilepas kepada investor domestik dan global.
Kunjungan itu diharapkan bisa mengoptimalkan potensi pasar yang ada untuk menyukseskan pelaksanaa IPO di Bursa Efek Indonesia untuk memperkuat permodalan perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis di industri semen.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Zulfikri Subli mengatakan direksi bersama underwriter sudah mengagendakan bertemu dengan kelompok investor institusi dan individu di Singapura dan Hong Kong untuk menjelaskan prospek saham yang akan dicatatkan dan prospek pengembangan bisnis perseroan sendiri.
"Persiapan kami untuk pelaksanaan IPO pada awal Juni terus berjalan. Roadshow ke Singapura dan Hong Kong sudah menjadi bagian dari agenda kami untuk persiapan IPO yang akan kami lakukan sekitar awal Juni," katanya saat menerima Bisnis di kantornya hari ini, Kamis, (21/3/2013).
Roadshow itu akan diatur oleh underwriter perseroan yang sudah ditunjuk, yaitu Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas.
Saat ditanyakan berapa porsi saham yang akan dilepas beserta dengan target harganya, kata Zulfikri, belum bisa menyebutkannya karena masih dalam pembahasan.
Yang jelas, lanjutnya, perseroan dibolehkan melepas saham dengan porsi maksimum sebesar 35% yang di dalamnya sudah masuk terpelaksanaan opsi management stock option plan (MSOP).
"Soal harga dan berapa porsi yang dilepas juga akan sangat bergantung dengan kondisi pasar. Tapi kami yakin respon pasar akan bagus karena prospek bisnis perseroan sangat cerah. Ini juga akan akan kami lihat saat roadshow nanti."
Di sisi lain, tambahnya, salah satu tahapan penting yang juga sudah dilakukan perusahaan adalah menaikan nilai modal disetor dari Rp640 miliar menjadi Rp750 miliar.
Dalam hal ini, ungkap Zulfikri, perseroan sudah menyelenggarakan RUPSLB pada 14 Maret di Jakarta dengan keputusan meningkatkan nilai modal disetor menjadi Rp750 mliar dan memecah nilai per saham dari Rp1 juta menjadi Rp100 dengan jumlah saham tercatat sebanyak 7,5 miliar lembar.