Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YIELD OBLIGASI INDONESIA Urutan ke-3 di Asia

BISNIS.COM. JAKARTA--Ekspektasi inflasi membawa imbal hasil obligasi acuan Indonesia naik 16,5 basispoin  dan  berada di urutan ketiga dengan peningkatan terbesar di Asia setelah Hongkong serta Singapura.

BISNIS.COM. JAKARTA--Ekspektasi inflasi membawa imbal hasil obligasi acuan Indonesia naik 16,5 basispoin  dan  berada di urutan ketiga dengan peningkatan terbesar di Asia setelah Hongkong serta Singapura.

Berdasarkan data Asian Bonds Online, imbal hasil (yield) obligasi acuan Indonesia bertenor 10 tahun per 13 Maret 2013 sebesar 5,356%, naik 16,5 bps dari posisi akhir Desember 2012 sebesar 5,191%. Sementara yield obligasi Singapura meningkat 26 bps menjadi 1,56% dan Hongkong melesat hingga 55,7 bps menjadi 1,115%.

Ariawan, Analis Obligasi PT Sucorinvest Central Gani, mengatakan kenaikan yield terjadi akibat meningkatnya risiko ekspektasi inflasi sejak awal tahun. Bermula dari kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL), bencana banjir, dan kini isu pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dan naiknya harga bahan pokok.

“Kalau inflasi masih terus tinggi, yield sampai akhir Maret bisa naik 10 bps jadi sekitar 5,45% dan akhir semester I bisa sampai 5,6%-5,7%,” sebutnya kepada Bisnis hari ini, Rabu(13/3).

Kendati risiko ekonomi muncul, menurut dia, investor tidak akan banyak mengeluarkan dananya dari pasar obligasi karena menganggap gejolak hanya bersifat sementara. Kecenderungannya, pemilik modal hanya akan memindahkan dananya ke portofolio bertenor pendek untuk meminimalisir risiko.

“Kalau dilihat beberapa hari ini dana ramai di sukuk ritel, FR066, FR0063 yang tenornya di bawah 10 tahun. Mereka hanya takut capital loss-nya tinggi, tapi tidak pergi,” ujarnya.

Menurut dia, sebagian investor justru akan memanfaatkan kenaikan yield dengan membeli obligasi agar dapat imbal hasil maksimal. Pada tahap selanjutnya, peningkatan harga obligasi bisa kembali stabil dan yield akan tertahan karena permintaan yang masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper