BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan koreksinya seiring dengan aksi ambil untung (profit taking) dari para pemodal.
Analis First Asia Capital David N. Sutyanto menilai kenaikan indeks yang terlalu cepat tersebut rawan ambil untung (profit taking).
Menurutnya, secara analisis teknikal IHSG terlalu mahal, sehingga patut diwaspadai adanya pembalikan arah.
Sejak Januari lalu IHSG sudah overbought, tetapi indeks justru menunjukkan bullish yang terlalu cepat hingga menembus level psikologis 4.800.
"Capital inflow yang terlalu cepat, rentan terhadap koreksi dalam waktu dekat,” ujarnya, Rabu (13/3/2013).
Selain IHSG dinilai sudah mahal, nilai aliran dana asing cenderung menurun sejak awal Maret ini.
Pada perdagangan IHSG, Rabu (13/3), aliran dana asing mencatatkan nett sell senilai Rp277,07 miliar.
David juga memperkirakan IHSG akan bergerak melemah dengan support resistance di angka 4.787-4.864.
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memperkirakan secara teknikal IHSG akan bergerak melemah di level 4.811-4.864 seiring melemahnya bursa Asia.
“Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak melemah di angka 4.811-4.864,” tuturnya.
Dia menilai melemahnya bursa Asia dipicu dari mencuatnya kekhawatiran pasar terkait dengan pemerintah China yang akan bertindak lebih jauh dalam mengendalikan kenaikan harga properti untuk menahan lonjakan inflasi.
Selain sentimen dari China, indeks juga akan dipengaruhi dari hasil data produksi industri Zona Eropa yang diperkirakan akan menunjukkan grafik menurun.
Adapun data retail sales dan harga ekspor impor AS juga akan memberikan sentimen tambahan terhadap pergerakan indeks.
Dia juga merekomendasikan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l seperti saham INTP, BTPN, ADHI, dan WIIM. (ra)