BISNIS.COM, JAKARTA—Perdagangan karet berjangka melemah setelah 6 hari stabil. Kontrak Agustus di Tokyo Commodity Exchange tercatat turun 1,6% di level US$3,067 per kilogram hari ini, Selasa (12/3/2013).
Penurunan harga karet didorong tingginya persediaan di China dan Jepang sejalan dengan kekhawatiran bahwa permintaan akan memperlambat pergerakan harga komoditas bahan baku ban dan sarung tangan itu.
“Persediaan berada pada tingkat tinggi di China dan Jepang karena itu permintaan masih lemah,” kata Gu Jiong, analis komoditas Yutaka Shoji Co dikutip Bloomberg.
Sebelum tercatat turun 1,6% di posisi ¥296,2 per kilogram, karet sempat diperdagangkan pada ¥297 di Tokyo. Perdagangan berjangka sehari sebelumnya ditutup pada posisi ¥301,1, merupakan penyelesaian tertinggi sejak 20 Februari.
Sementara itu, timbunan persediaan di Jepang naik 3,8% menjadi 11.363 ton pada 28 Februari. Sedangkan persediaan di China sebagai pengguna terbesar, naik 4.182 ton menjadi 107.481 ton, level tertinggi dalam 3.
Kontrak untuk pengiriman September di Shanghai turun 1,6% menjadi 23.615 yuan atau US$3.795 per ton (3,795 per kilogram). Untuk karet di pelabuhan Thailand naik 1,1% menjadi 91 baht atau US$3,07 per kilogram.