BISNIS.COM, BATAM - PT Citra Tubindo Tbk telah menyelesaikan pembangunan dua unit anjungan pengeboran minyak (rig) dengan kapasitas masing-masing sebanyak 160 ribu barel per hari.
Kris Wiluan, Presiden Direktur Citra Tubindo Tbk, menyatakan penyelesaian dua rig milik Exxon Mobile, Cepu, membuktikan industri jasa konstruksi migas nasional sudah siap menggarap proyek-proyek pengerjaan EPC (engineering, procurement, and construction) di Indonesia.
"Ini membuktikan anak bangsa bisa membuat rig standar internasional. Rig untuk Exxon mobile tersebut adalah kapasitas rig terbesar pertama yang pernah dibuat perusahaan nasional," kata dia, usai kunjungan Kemenperin ke PT Citra Tubindo Tbk di Kabil Batam, Kamis (7/3/2013).
PT Citra Tubindo Engineering, anak perusahaan PT Citra Tubindo Tbk, menyelesaikan pengerjaan dua unit rig atau anjungan pengeboran minyak lepas pantai senilai US$60 juta milik Exxon Mobile di Blok Cepu pada Agustus 2012 dan terpasang pada Desember 2012.
Kris menjelaskan rig yang masing-masing berkekuatan 1500 tenaga kuda tersebut mampu memproduksi minyak 160.000 barel per hari.
Proyek rig itu untuk mendukung kinerja Exxon Mobil sebagai penghasil minyak terbesar kedua di Indonesia. Meskipun proyek tersebut memiliki standar tinggi, kata Kris, pihaknya mampu memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar internasional tersebut.
"Pembuatan rig ini sebagai salah satu contoh pengusaha lokal sudah siap menggarap proyek EPC, padahal banyak yang bilang pembuatan rig itu tidak bisa dibuat Indonesia dan berbahaya," sambungnya.
Bambang Yulianto, Deputi Direktur Eksekutif Gabungan Usaha Penunjang Migas dan Energi (Guspen) mengatakan industri EPC nasional saat ini sudah memiliki kapasitas untuk mengerjakan proyek pengerjaan EPC minyak, gas dan kelistrikan di dalam negeri.
"Selama ini ada isu di dunia internasional kapasitas Indonesia belum cukup dan proyek EPC tidak bisa dikerjakan di Indonesia," kata dia.
Produksi rig onshore buatan PT Citra Tubindo Engineering, kata dia, merupakan jenis mobile rig yang pertama kali dibuat di Indonesia dengan kapasitas besar.
Guspen menilai perusahaan di bidang EPC di Batam sudah siap untuk menggarap pengerjaan proyek-proyek EPC.
"Perusahaaan bidang EPC di Batam seperti PT Mcdermott dan PT Saipem besar sekali, ini bukti engineering dalam negeri sudah siap. Biasanya proyek yang bergengsi di kerjakan asing," paparnya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian melakukan kunjungan kerja selama tiga hari ke Batam dan Karimun untuk melihat kesiapan perusahaan manufaktur di kawasan ini.
Perusahaan manufaktur dalam negeri diharapkan siap untuk menggarap proyek-proyek pengerjaan EPC khususnya di bidang minyak, gas dan kelistrikan.(k17/yop)