BISNIS.COM, JAKARTA—Emiten properti, PT Jakarta Setiabudi International Tbk mencari pinjaman perbankan senilai Rp775 miliar untuk mendanai pembangunan 3 hotel budget, satu hotel butik dan renovasi Hotel Hyatt Bali pada tahun ini.
General Manager Financial Analyst Jakarta Setiabudi International Anton Goenawan mengatakan perseroan tengah mengembangkan hotel butik di Bali dan hotel bertarif murah (budget) di Kemang, Yogyakarta, dan Semarang.
“Kami masih menjajaki bank untuk fasilitas kredit renovasi Hyatt Bali dan hotel butik, sedangkan hotel budget sudah ada kesepakatan dengan bank terkait, namun belum bisa kami sebutkan karena belum ada penandatanganan perjanjian,” tuturnya.
Tahun ini, perseroan berencana menyiapkan dana sekitar Rp1 triliun untuk membangun hotel butik berbintang lima dan renovasi renovasi Hotel Hyatt di Bali. Rencananya hotel ini akan bersampingan dengan hotel milik perseroan yakni Hotel Bali Hyatt di Sanur.
Dia menargetkan hotel butik tersebut akan bisa beroperasi pada 2015 nanti. Adapun hotel tersebut akan memiliki sekitar 130 kamar dan vila dan dibangun diatas lahan seluas 6 hektare.
Hotel butik merupakan hotel dengan konsep baru dan menarik dengan pangsa dan target pasar yang berbeda dibandingkan dengan hotel-hotel milik perseroan lainnya.
Selain hotel butik, perseroan juga membangun 3 hotel budget pada tahun ini yakni di Yogyakarta, Semarang, dan Kemang, dengan total investasi sekitar Rp120 miliar.
“Selain 3 lokasi tersebut, kami juga membidik hotel budget di Pekalongan, namun sepertinya baru akan dibangun pada tahun depan,” ujarnya.
Sementara itu, perseroan juga tengah melakukan proses akuisisi lahan di wilayah Yogyakarta, kendati demikian dia belum dapat memberikan rinciannya karena masih dalam tahap negoisasi dengan pemilik tanah.
“Kami tengah melakukan negoisasi untuk akuisisi lahan di wilayah Yogyakarta seluas 3,7 hektare, nantinya lahan tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis properti,” tuturnya.
Sekedar informasi, saat ini perseroan memiliki lahan strategis seluas 89,7 hektare yang terletak di Jakarta, Sanur-Bali dan Yogyakarta.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2012, emiten berkode JSPT ini membukukan pendapatan usaha Rp716,32 miliar atau turun tipis 3,08% dari posisi yang sama tahun lalu Rp739,09 miliar.
Sementara itu, laba kotor perseroan tercatat Rp231,6 miliar, turun 11% dari posisi Januari-September 2011 sebesar Rp259,7 miliar. Pada akhirnya, laba bersih perseroan pun turun tipis 8,78% menjadi Rp97 miliar dari Rp106,34 miliar.
Dari sisi aset perseroan per 30 September 2012, tercatat tumbuh 11% menjadi Rp3,19 triliun dari posisi per 31 Desember 2011 sebesar Rp2,87 triliun.
Sementara itu, liabilitas perseroan naik 18,4% menjadi Rp1,48 triliun dari posisi 31 Desember 2011 sebesar Rp1,25 triliun. Adapun ekuitas perseroan menjadi Rp1,32 triliun , naik 6,45% dari Rp1,24 triliun.