Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Berpotensi Pulih, Permintaan Baja Negara Berkembang Terkerek

Permintaan baja di negara berkembang diperkirakan akan meningkat sebesar 4,9% pada 2018 dan 4,5% pada 2019 seiring dengan pemulihan yang mendorong penguatan.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan baja di negara berkembang diperkirakan akan meningkat sebesar 4,9% pada 2018 dan 4,5% pada 2019 seiring dengan pemulihan yang mendorong penguatan.

“Pada 2018 dan 2019, permintaan baja negara Asean-5 diperkirakan akan mendapatkan kembali momentum pertumbuhan yang didukung oleh investasi infrastruktur,” papar asosiasi worldsteel.

Sebelumnya, permintaan baja di negara-negara Asean-5 (Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina) merosot pada 2017 karena aktivitas konstruksi yang lambat dan kegiatan destocking.

Adapun, pemulihan harga minyak dan komoditas telah meningkatkan prospek negara—negara MENA (negara—negara Timur Tengah dan Afrika Utara). Prospek permintaan baja di negara—negara tersebut dapat lebih ditingkatkan seiring dengan meningkatnya kegiatan rekonstruksi jika stabilitas geopolitik dapat tercapai.

Worldsteel juga memperkirakan, pemulihan ringan di Rusia dan Brasil akan terus berlanjut. Pemulihan akan didukung oleh ekspansi kredit, pelonggaran kebijakan moneter, dan meningkatnya kepercayaan konsumen dan bisnis.

Di negara-negara Amerika Latin lainnya, pemulihan juga sedang berlangsung dan pertumbuhan di kawasan itu dapat dipercepat jika reformasi dilaksanakan, kendati pemilihan umum (pemilu) yang akan datang mengarah pada ketidakpastian.

Adapun, di India permintaan baja diperkirakan akan berangsur-angsur meningkat seiring dengan didorong oleh investasi publik. Ekonomi India stabil dari dampak reformasi mata uang dan implementasi rencana pelaksanaan aturan pajak barang dan jasa (GST).

Sementara itu, permintaan baja di Turki diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada 2018 dan 2019 karena meredanya stimulus ekonomi spesial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper