Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham utama di bursa Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Selasa (10/4/2018), seiring meredanya kekhawatiran investor tentang tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menanjak 1,79% atau 428,9 poin di level 24.408, indeks S&P 500 menguat 1,67% atau 43,71 poin di 2.656,87, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup melesat 2,07% atau 143,96 poin di level 7.094,30.
Sektor teknologi, yang akan sangat terkena dampak negatif dari tensi perdagangan dengan China, memberi dorongan terbesar terhadap S&P 500.
Berpidato dalam Boao Forum for Asia di selatan Provinsi Hainan pada Selasa (10/4), Xi Jinping berjanji untuk membuka sektor-sektor ekonomi negeri Tirai Bambu lebih lanjut serta menurunkan tarif impor terhadap sejumlah produk termasuk mobil.
Ia juga menyatakan China akan memperluas akses pasar bagi investor asing, hal yang selama ini menjadi titik pertentangan bagi pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Komentarnya mendukung pasar global, yang telah tertekan beberapa waktu terakhir akibat kekhawatiran balas-membalas tarif bernilai miliaran dolar antara AS dan China.
Baca Juga
“Dengan (komentar Xi), kita mendapat sinyal positif untuk aset berisiko dalam perdagangan hari ini [Selasa],” kata Mariann Montagne, manajer portofolio di Gradient Investments di Arden Hills, Minnesota.
“Itu sebabnya kami melihat teknologi dan biotek tampil sangat kuat hari ini,” tambahnya, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, saham Facebook menambah sebagian besar penguatan terhadap S&P 500, dengan naik 4,5% setelah CEO Mark Zuckerberg mulai menyampaikan testimoninya di hadapan Kongres AS. Ini adalah persentase kenaikan harian terbesar untuk saham raksasa teknologi itu dalam hampir dua tahun.
Testimoni Zuckerberg bertujuan memberi kesan positif dalam upaya mengurangi kemungkinan kejatuhan akibat skandal kebocoran data pribadi yang melanda platform jaringan sosialnya.
Di sisi lain, indeks energi mencatat persentase kenaikan tertinggi di antara 11 sektor utama pada S&P, sebesar 3,3% setelah harga minyak menembus US$70 per barel.