Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada akhir perdagangan Senin (5/3/2018) karena cadangan di pusat penyimpanan terbesar AS terlihat menurun lebih jauh.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman April 2018 menguat 2,2% atau 1,32 poin ke posisi US$62,57 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 18% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei naik 1,17 poin ke posisi US$65,54 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London. Minyak patokan global ini diperdagangkan pada lebih mahal US$3,15 dibandingkan WTI kontrak bulan yang sama.
Dilansir Bloomberg, penyedia data Genscape Inc. melaporkan bahwa persediaan minyak di Cushing, Oklahoma, turun. Level cadangan minyak di sana berada pada level terendah sejak 2014, menyusul penurunan selama 10 minggu berturut-turut.
Bob Yawger, direktur futures di Mizuho Securities USA Inc. di New York, mengetakan penurunan cadangan di Cushing akan terus turun selama kontrak berjangka pendek diperdagangkan lebih tinggi dari kontrak dengan jangka lebih panjang, menandakan sebuah struktur pasar yang dikenal sebagai pembelokkan yang menghambat penyimpanan.
“Mengapa ada orang yang ingin kehilangan uang secara otomatis dengan menyimpan minyak mentah?" Kata Yawger, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, industri jasa di AS berkembang pada bulan Februari mendekati laju tercepat dalam setidaknya satu dekade terakhir, menandakan ekonomi berada pada jalur untuk pertumbuhan stabil kuartal ini, menurut sebuah survei dari Institute for Supply Management pada hari Senin.