Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, Gerak Bullish Emas Terbatas

Emas diprediksi akan bergerak melemah pada 2018 di tengah ekpektasi kenaikan suku bunga lebih dari tiga kali.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Emas diprediksi akan bergerak melemah pada 2018 di tengah ekpektasi kenaikan suku bunga lebih dari tiga kali.

BNP Paribas SA memandang bahwa bullish emas akan terbatas dan cenderung melemah seiring dengan proyeksi kenaikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yakni hingga empat kali pada tahun ini.

“Bullion mungkin akan lebih rendah menjelang akhir tahun ini karena The Federal Reserve terus menormalkan kebijakan moneter, menaikkan suku bunga empat kali,” papar BNP Paribas SA, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (1/3/2018).

“Secara langsung, kami negatif selama tahun 2018,” kata Harry Tchilinguirian, Kepala Strategi Pasar Komoditas BNP Paribas SA yang berbasis di London.

Pukulan terhadap emas semakin nyata akibat testimoni Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pada pekan ini yang cenderung hawkish dan membantu meningkatkan pergerakan greenback.

Kendati demikian, Tchilinguirian menuturkan, emas akan mengalami reli sementara, mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi pada pertengahan 2018 di Amerika Serikat yang akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga lebih banyak.

Tercatat, pada perdagangan Kamis (1/3) pukul 19.32 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 melemah 8,80 poin atau 0,67% menjadi US$1.309,10 per troy ounce. Secara year to date (ytd), harga melemah 0,02%.

Sementara itu, harga emas spot turun 11,41 poin atau 0,87% menuju US$1.306,90 per troy ounce. Sepanjang tahun, harga tercatat tumbuh 0,31%.

"Harga rata—rata emas pada 2018 diperkirakan akan berada di level US$1.315 per troy ounce pada 2018, dan US$1.170 per ton pada 2019," tambah Tchilinguirian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper