Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Berhati-hati Tunggu Rilis Data Harga Konsumen AS

Bursa saham Korea Selatan bergerak naik sedangkan bursa saham Australia turun pada perdagangan pagi ini, Senin (12/2/2018), di tengah kehati-hatian investor setelah kembalinya volatilitas membawa penurunan mingguan terbesar terhadap bursa saham Asia sejak 2011.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea Selatan bergerak naik sedangkan bursa saham Australia turun pada perdagangan pagi ini, Senin (12/2/2018), di tengah kehati-hatian investor setelah kembalinya volatilitas membawa penurunan mingguan terbesar terhadap bursa saham Asia sejak 2011.

Dilansir Bloomberg, indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,6% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5%. Kontrak berjangka pada indeks Hang Seng Hong Kong turun 1%, sedangkan indikator indeks S&P 500 naik 0,7% pada pukul 10 pagi waktu Tokyo (pukul 08.00 WIB).

Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2%. Indeks acuan kawasan Asia ini melorot 6,5% sepanjang pekan lalu, setelah turun 1,7% pada perdagangan Jumat (9/2).

Dengan tiadanya aktivitas perdagangan di Jepang karena liburan, fokus pasar beralih kepada pasar saham China dan Hong Kong setelah keduanya memimpin aksi jual baru-baru ini.

Di sisi lain, indeks S&P 500 mampu mencatat kenaikan pada akhir perdagangan Jumat, meskipun kekhawatiran kenaikan mengenai suku bunga yang memicu koreksi terhadap pasar masih bertahan. Bursa saham AS pekan terburuknya dalam dua tahun dengan S&P 500 merosot 5,2%.

Indeks Volatilitas Cboe berakhir hampir tiga kali lebih tinggi dari levelnya pada 26 Januari. Adapun imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berakhr di di 2,85 pekan lalu, setelah sempat terkerek mencapai 2,88%.

Para pedagang selanjutnya akan menantikan rilis data harga konsumen AS pada hari Rabu (14/2) dengan beberapa keraguan. Tekanan terhadap pasar saham telah terpancar dari pasar obligasi, dimana imbal hasil melonjak ke level tertinggi empat tahun di tengah kekhawatiran bahwa bank sentral AS The Federal Reserve dapat mempercepat laju kenaikan suku bunga.

“Ada pendapat bahwa pasar obligasi AS menjadi penekan dan akan tetap demikian sepanjang pekan berikut,” ujar Chris Weston, chief market strategist di IG, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper