Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peringkat Investasi: Bertemu Dirut BEI, Presiden Dorong Penguatan Bursa Efek

Presiden Joko Widodo minta pasar modal Indonesia dapat memperkuat diri dan berperan lebih besar ke perekonomian nasional.
 Direktur Utama PT Bursa Eefek Indonesia Tito Sulistio, di Jakarta, Selasa (30/6). /Bisnis.com
Direktur Utama PT Bursa Eefek Indonesia Tito Sulistio, di Jakarta, Selasa (30/6). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo minta pasar modal Indonesia dapat memperkuat diri dan berperan lebih besar ke perekonomian nasional.

Presiden menyatakan hal itu saat bertemu dengan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Tito mengatakan Presiden Jokowi minta laporan soal kejadian-kejadian di pasar modal. Juga terdapat dua hal yang disepakati dalam pembicaraan tersebut.

Pertama, soal bagaimana cara menaikkan bobot saham Indonesia dalam MSCI Index setelah S&P memberikan peringkat layak investasi bagi Indonesia. Kedua, soal aturan yang dapat membuat pasar modal kondusif bagi investor.

"[Aturan] ya semua. Misal, teknisnya bagaimana kemudahan berinvestasi dan memperkuat broker. Tapi kan bursa di bawah OJK," kata Tito usai bertemu Presiden Joko Widodo, Rabu (7/6/2017).

Keduanya juga membahas soal pertumbuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengacu ke pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tito mengatakan ada pembahasan soal bagaimana cara supaya IHSG bisa tembus ke level 6.000. Pada perdagangan Rabu (7/6/2017) IHSG ditutup di level 5.717,32, naik 0,166% dari hari sebelumnya.

"Pertumbuhan bursa bagaimana cara supaya bisa 6.000, bagaimana cara supaya bisa bantu rating bagus," tutur Tito.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo melihat pasar modal memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi instrumen bagi aliran masuk dana dari luar Indonesia. Nantinya, dana yang masuk ke pasar modal dapat mengucur ke sektor riil.

"Instrumen tidak langsung untuk investasi itu adalah di pasar modal. Duit yang masuk ke Indonesia supaya berputar cepat instrumennya di pasar modal, nanti larinya baru ke sektor riil. Beliau melihat itu," kata Tito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper