Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sahamnya Meroket, Ini Penjelasan Indofarma (INAF) Soal Kepemilikan Asabri

Bisnis.com, JAKARTA--- Manajemen korporasi farmasi milik negara, PT Indofarma (Persero) Tbk., menjelaskan posisi PT Asabri (Persero) sebagai salah satu pemegang saham perseroan dengan porsi kepemilikan lebih dari 5%.
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen korporasi farmasi milik negara, PT Indofarma (Persero) Tbk., menjelaskan posisi PT Asabri (Persero) sebagai salah satu pemegang saham perseroan dengan porsi kepemilikan lebih dari 5%.

Dalam laporan tahunan 2016 seperti dikutip pada Rabu (5/4/2017), manajemen emiten berkode saham INAF itu menyatakan adanya perubahan kepemilikan saham perseroan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Pada akhir 2016, terdapat dua pihak yang memiliki saham Indofarma yaitu pemerintah Indonesia dengan porsi 80,66% dan Asabri sebesar 6,45%. Seperti diketahui, Asabri adalah korporasi asuransi milik negara yang mengelola dana asuransi pensiun aparat negara seperti TNI/Polri.

“Adanya kepemilikan saham INAF oleh PT Asabri (Persero) sebesar 6,45% murni melalui mekanisme perdagangan saham di bursa saham—dalam hal ini BEI—di mana perseroan tidak melakukan aksi korporasi dalam bentuk apapun,” papar manajemen.

Manajemen perusahaan menyatakan transparansi informasi tersebut patut disampaikan sebagai bagian dari itikad perseroan terkait keterbukaan informasi, khususnya terhadap pemegang saham.

Sebagai pengingat, saham INAF meningkat cukup drastis hingga 2.685% sepanjang 2016. Berdasarkan catatan Bisnis, tanda-tanda peningkatan drastis sudah dimulai sejak awal tahun di mana saham itu berada di peringkat kelima dari 20 saham dengan hasil paling tinggi (top gainers) dengan harga Rp253 pada Januari 2016.

Pada bulan-bulan berikutnya, harga saham INAF cenderung berada dalam tren meningkat, bahkan meroket, jauh melampaui pertumbuhan IHSG sebesar 15,32% sepanjang 2016 .

Salah satu hal menarik terkait saham INAF, seperti dibicarakan oleh sejumlah trader, adalah masuknya Asabri sebagai salah satu pemegang saham minoritas Indofarma.

Setidaknya, berdasarkan Laporan Registrasi Pemegang Efek yang setiap bulan dirilis di laman BEI, dapat diketahui sepak terjang Asabri di saham INAF. Nama Asabri mulai muncul sebagai pemegang saham INAF dengan porsi kepemilikan lebih dari 5% pada 31 Mei 2016.

Pada saat itu, perusahaan yang dipimpin oleh pensiunan jenderal TNI tersebut tercatat memiliki 10,93% saham INAF atau sebesar 339 juta lembar saham. Sampai akhir bulan berikutnya, Asabri menambah porsi kepemilikan hingga 14,5% atau 449 juta lembar.

Setelah itu, porsi kepemilikan Asabri di saham INAF tercatat terus menurun hingga porsinya tersisa sebesar 6,45% pada 31 Desember 2016. Artinya, sebagai pemodal, Asabri melakukan proses transaksi jual beli saham INAF dalam rentang waktu paruh kedua 2016 tersebut.

Dalam publikasi berjudul “Indonesia Outlook 2017” pada Desember 2016, perusahaan sekuritas Sucorinvest menyatakan INAF adalah salah satu dari beberapa saham yang diperlu diawasi oleh investor pada 2017.

Dalam publikasi itu, Sucorinvest menyatakan Indofarma adalah saham dengan kinerja terbaik di Indonesia dan sangat spekulatif. Indofarma juga dianggap perusahaan yang relatif kecil dengan aset sekitar Rp1,5 triliun pada kuartal III/2016.

“Harap catat bahwa kami tidak memiliki rekomendasi resmi terhadap saham-saham ini. Yang kami soroti di sini hanyalah aksi harga spektakuler dan potensi risiko bubble karena saham-saham ini bisa saja berbalik arah suatu saat di tahun 2017,” tulis publikasi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper