Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Produksi AS jadi Sentimen Negatif Harga Minyak

Harga minyak mentah mendapat sentimen negatif seiring dengan sentimen proyeksi peningkatan produksi shale oil Amerika Serikat.
Harga minyak dunia/Ilustrasi
Harga minyak dunia/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah mendapat sentimen negatif seiring dengan sentimen proyeksi peningkatan produksi shale oil Amerika Serikat.

Pada perdagangan Rabu (7/12/2016) pukul 17.17 WIB harga minyak WTI kontrak Januari 2017 berada pada posisi US$51,14 per barel, naik 0,15 poin atau 0,29%. Adapun minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$54,18 per barel, meningkat 0,25 poin atau 0,46%.

Sebelumnya, pada perdagangan pagi, harga minyak sempat mendingin meneruskan tren kemarin. Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, organisasi memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai awal 2017. Pasar menyambut baik rencana ini sehingga melejitkan harga.

Michael McCarthy, chief market strategist perusahaan trading online CMC Markets, mengatakan ada peluang AS akan menaikkan level suplai shale oil untuk mengambil keuntungan dari peningkatan harga minyak.

Faktor ini tercermin dari laporan terbaru US Energy Information Administration (EIA) yang menaikkan proyeksi produksi minyak AS pada 2016 dan 2017.

Dalam laporannya, Senin (6/12), EIA menyebutkan rerata produksi minyak AS pada 2016 menjadi 8,86 juta barel per hari, dibandingkan riset periode November sebesar 8,84 juta barel per hari. Sementara itu pada 2017, proyeksi dinaikkan menuju 8,78 juta barel per hari dari sebelumnya 8,73 juta barel per hari.

Selain itu, perusahaan minyak raksasa asal Paman Sam, BP, mengirimkan hampir 3 juta barel untuk konsumen di Asia, sebagai area pasar tersebesar di dunia. Operasi pengiriman ini senilai US$150 juta dan berlangsung 4 bulan.

Selain faktor AS, lanjut McCarthy, ada sejumlah keraguan terkait perjanjian OPEC yang juga akan melibatkan non anggota seperti Rusia. Pasalnya, kedua belah pihak mencapai rekor produksi tertinggi pada periode November 2016.

Berdasarkan survei Reuters, produksi minyak OPEC pada bulan kesebelas naik menjadi 34,19 juta barel per hari dari 33,82 juta barel per hari pada Oktober. Adapun Rusia melaporkan rerata produksi minyak harian bulan lalu berada di level 11,21 juta barel per hari, yang merupakan tertinggi dalam hampir 30 tahun.

"Ada keraguan terhadap kepatuhan pemangkasan produksi antara OPEC dan Rusia. Ada potensi produksi minyak AS akan kembali bangkit. Penguatan dolar AS juga menekan harga," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/12/2016).

EIA akan melaporkan produksi dan persediaan mingguan minyak AS pada Rabu (7/12) waktu setempat. Survei Bloomberg menyebutkan stok bisa menurun 1,5 juta barel sehingga memberikan sentimen positif terhadap harga.

Data EIA yang dirilis Rabu (30/11) menunjukkan stok minyak mentah AS per Jumat (25/11) turun 884.000 barel menuju 488,14 juta barel. Sementara itu, tingkat produksi naik sebesar 9.000 barel per hari menjadi 8,7 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg, Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper