Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gapki sepakat, komoditas kelapa sawit terkerap kena persepsi negatif.
Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya membuka acara dengan menyoroti prestasi Indonesia sebagai eksportir terbesar kelapa sawit di dunia. Menurutnya, kelapa sawit tidak hanya diekspor ke Asia, tetapi juga ke Eropa untuk kebutuhan medis, kosmetik, dan fashion.
"Sekarang kita tidak hanya mengekspor sawit ke negara India, Pakistan, China, tapi sekarang juga ke negara-negara Eropa sudah banyak yang memanfaatkan terutama untuk kebutuhan medis, kosmetik dan fashion," buka Mauli.
Selain itu, Mauli menekankan manfaat lingkungan kelapa sawit dalam mengolah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2).
Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI Sumarjono Saragih menyayangkan bahwa kelapa sawit masih sering menjadi target propaganda negatif dari kompetitor industri serupa.
Isu-isu tersebut, menurutnya, disebarkan untuk menyerang industri sawit Indonesia. Sumarjono menegaskan perlunya menjalankan keberlanjutan industri sawit sebagai modal besar dalam pembangunan negara.
Baca Juga
Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas IPB Yanto Santosa menjelaskan tiga aspek penting dalam kontribusi kelapa sawit terhadap pembangunan bangsa.
Pertama, pilar ekonomi, di mana usaha kelapa sawit harus menguntungkan secara ekonomi. Kedua, pilar ekologi lingkungan, yang menuntut kelestarian keanekaragaman hayati. Ketiga, pilar kesejahteraan masyarakat, di mana kebun sawit harus meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat.
Adapun pemahaman yang lebih mendalam tentang manfaat dan tantangan industri kelapa sawit, diharapkan masyarakat dapat lebih mengapresiasi dan mendukung keberlangsungan industri ini untuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Joyceline Munthe