Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR KOMODITAS: India Tingkatkan Pajak Impor Alumunium dan Seng

India akan menaikkan pajak impor alumunium dan seng untuk menahan laju pengiriman pasokan murah terutama dari China sekaligus melindungi produsen logam domestikn
Alumunium./Bisnis
Alumunium./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--India akan menaikkan pajak impor alumunium dan seng untuk menahan laju pengiriman pasokan murah terutama dari China, sekaligus melindungi produsen logam domestik.

Berdasarkan dokumen anggaran negara yang dimulai 1 April nanti, bea alumumunium primer meningkat dari 5% menjadi 7,5%. Sedangkan produk alumunium lainnya naik dari 7,5% menjadi 10%.

Sementara itu, tarif logam cammpuran seng terkerek menuju 7,5% dari 5%. Pada penutupan perdagangan Senin (29/2/2016) harga alumunium naik 0,83% menjadi US$1.573 per ton, sedangkan harga seng menghijau 0,34% ke US$1.764 per ton.

Perlambatan ekonomi China menyebabkan pasokan alumunium dan seng membanjiri pasar dunia karena berkurangnya penyerapan dari dalam negeri.

Menteri Pertambangan India Balvinder Kumar menuturkan, untuk mengatasi lonjakan suplai, pemerintah memutuskan melindungi produsen lokal dengan menetapkan pajak tinggi.

Chief Executive Officer Vedanta Ltd. Abhijit Pati mengatakan, kenaikan pajak merupakan langkah positif tetapi tidak cukup signifikan menggerakkan industri. Sebagai perusahaan penambang alumunium, dia berharap pemerintah juga memberikan stimulus.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Intelijen Komersial dan Statistik setempat, impor alumunium India naik 4,5% menjadi 1,13 juta ton dalam delapan bulan yang berakhir November lalu.

Pati menyebutkan, sejumlah perusahaan penambang logam juga kecewa dengan rencana pemerintah melipatgandakan pajak bersih energi batu bara menjadi 400 rupee per ton. Langkah ini dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan.

"Namun, di sisi lain pemerintah harus melihat mahalnya bahan bakar (batu bara) menaikkan ongkos produksi kami," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/3/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper