Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) melonjak di tengah rencana Sovereign Wealth Fund (SWF) Daya Anagata Nusantara (Dantara) Indonesia merancang penerbitan obligasi dengan bunga rendah sebesar 2% Patriot Bond.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TOBA ditutup menguat sebesar 17,90% menuju level Rp1.350 per saham. Harga saham ini juga mencerminkan lonjakan 239,20% sepanjang tahun berjalan sampai dengan penutupan perdagangan Selasa (26/8/2025).
Kenaikan saham TOBA tersulut kabar Danantara tengah menghimpun dana jumbo murah melalui penerbitan Patriot Bond atau obligasi patriotik. Surat utang ini dirancang dengan tingkat kupon di bawah pasar.
Menurut laporan Bloomberg, Danantara akan menggalang dana senilai US$3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun lewat penerbitan dua seri obligasi dengan tenor 5 dan 7 tahun. Kedua seri disebut akan ditawarkan dengan kupon 2%, jauh lebih rendah dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ataupun imbal hasil obligasi pemerintah.
Sebagai perbandingan, obligasi negara dalam seri SR SR023 ditawarkan dengan kupon 5,8% untuk tenor tiga tahun dan 5,95% untuk tenor lima tahun. Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25% per Agustus 2025.
Di sisi lain, hasil penerbitan Patriot Bond akan digunakan Danantara Indonesia untuk membiayai proyek waste-to-energy (WTE) atau solusi mengubah limbah menjadi energi seperti listrik, gas, ataupun panas di dalam negeri.
Baca Juga
Melansir dokumen resmi yang dirilis Danantara, lembaga pengelola investasi ini turut menyinggung teknologi WTE dalam mengurai persoalan sampah di Indonesia.
Dokumen itu menyebutkan bahwa Indonesia tercatat memiliki 20,7 juta ton saham yang tidak terkelola pada 2024. Jika tidak ada perubahan signifikan, volume sampah diperkirakan melonjak hingga 82 juta ton per tahun pada 2045.
“Dengan kemauan kolektif dan teknologi WTE, volume sampah beserta emisinya di TPA [Tempat Pembuangan Akhir] bisa berkurang secara signifikan,” tertulis dalam dokumen Danantara terkait Patriot Bond, dikutip Selasa (26/8/2025).
Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir mengatakan setiap inisiatif pembiayaan diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang, serta memperkuat peran dunia usaha dalam pembangunan nasional.
“Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Melalui instrumen ini, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah hingga panjang yang stabil. Di sisi lain, pelaku usaha juga memiliki akses terhadap instrumen investasi yang aman sekaligus bermanfaat bagi perekonomian.
Pandu menjelaskan prinsip dasar obligasi patriot adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi dalam agenda pembangunan lintas generasi.
BISNIS HIJAU TOBA
Di sisi lain, TBS Energi Utama atau TOBA diketahui telah membangun pondasi transisi portofolio secara bertahap ke sektor-sektor yang lebih hijau dan berkelanjutan, seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.
Pengelolaan limbah yang menjadi pilar baru TBS tercatat telah menunjukkan kontribusi positif. Segmen ini membukukan pendapatan US$ 59,6 juta dengan EBITDA US$10 juta hingga akhir Juni 2025. Angka itu mencerminkan margin sebesar 17%.
Bisnis baru TOBA tak lepas dari rampungnya proses akuisisi Sembcorp Environment Pte Ltd (SembEnviro), perusahaan Singapura yang bergerak di bidang pengelolaan limbah. Nilai akuisisi mencapai 405 juta dolar Singapura atau Rp4,77 triliun.
Dalam keterbukaan informasi, TOBA menyebutkan SembEnviro diakuisisi melalui SBT Investment 2 yang 100% sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perusahaan.
Direktur TBS Energi Juli Oktarina mengatakan bahwa perseroan melihat bisnis pengelolaan sampah sebagai elemen kunci dalam transformasi TBS ke depan. Menurutnya, selain memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, sektor ini memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
“Dengan kapabilitas dan skala yang kami miliki, kami percaya bisnis ini akan menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan jangka panjang TBS,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan bahwa saham TOBA telah mencapai semua target harga yang direkomendasikan Mirae Asset pada 25 Agustus 2025.
Menurutnya, kenaikan harga saham TOBA berkaitan erat dengan sentimen positif dari wacana pemerintah untuk mempercepat program pengelolaan sampah menjadi energi listrik melalui penerbitan Patriot Bond yang akan dirilis Danantara.
“Kebijakan ini diproyeksikan mendorong pertumbuhan industri pengolahan sampah menjadi energi listrik di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan untuk memperluas bisnis energi bersih TOBA,” ucapnya kepada Bisnis.
_________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.