Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Indofarma (INAF) Tergerus Inflasi Medis Bahan Baku Obat Mahal

Indofarma (INAF) menghadapi kerugian salah satunya akibat inflasi medis dan mahalnya bahan baku impor. Inflasi medis Indonesia mencapai 13,6% pada 2025.
indofarma, inaf
indofarma, inaf
Ringkasan Berita
  • Indofarma (INAF) mengalami kerugian bersih selama empat tahun terakhir salah satunya akibat inflasi medis yang meningkatkan biaya bahan baku obat.
  • Penjualan bersih INAF terus menurun, tapi beban pokok penjualan tidak turun secara signifikan, menyebabkan laba bruto dan laba bersih tergerus.
  • Inflasi medis di Indonesia lebih tinggi dibandingkan global, dengan 90% bahan baku obat masih diimpor, sehingga kenaikan harga bahan baku sulit ditransfer ke konsumen.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Beban Harga Mahal Bahan Baku

Pada periode semester I/2023, bahan baku yang digunakan memang turun 11,23% menjadi Rp50,55 miliar. Namun, porsinya semakin menggerogoti pos beban pokok penjualan dengan persentase menjadi 14,43%.

Hingga semester I/2024, porsi bahan baku semakin memberatkan beban pokok penjualan perusahaan. Meskipun secara nominal turun 54,41% YoY menjadi Rp23,04 miliar, angka ini berkontribusi atas 21,26% dari total pos beban pokok penjualan.

Pada periode ini, beban pokok penjualan juga terpangkas 69,06% YoY menjadi Rp108,38 miliar. Penurunannya hampir setara dengan penjualan bersih yang turun 69,85% YoY menjadi Rp109,72 miliar. Alhasil, laba bruto terpangkas 90,20% YoY menjadi Rp1,33 miliar, sedangkan rugi bersih sedikit mengecil ke posisi Rp101,94 miliar.

Berdasarkan kondisi keuangan terbaru, dalam semester I/2025 INAF memangkas rugi bersih perusahaan menjadi Rp43,55 miliar. Menilik kinerja top line, sebenarnya penjualan bersih terpangkas 38,91% YoY menjadi Rp67,03 miliar. Sedangkan, beban penjualan sebenarnya tidak turun signifikan, yakni 28,97% YoY menjadi Rp76,99 miliar. Bahkan, perseroan menorehkan rugi bruto Rp9,69 miliar.

Pemangkasan rugi bersih tersebut lebih disebabkan oleh perampingan perusahaan. Tercatat, beban penjualan turun dari Rp29,91 miliar menjadi Rp5,87 miliar. Dari komponen ini, pos yang paling besar dipangkas adalah gaji dan jaminan sosial yang turun dari Rp24,66 miliar menjadi Rp5,32 miliar.

Namun yang menarik, pada semester I/2025 ini bahan baku yang digunakan perseroan meningkat 30,37% menjadi Rp30,04 miliar. Hal ini menambah kontribusi pos bahan baku menjadi 39,03% dari total beban pokok penjualan.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro