Bisnis.com, JAKARTA — Dana asing perlahan mengalir masuk ke pasar saham Indonesia di tengah sentimen kocok ulang atau rebalancing Indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI dengan masuknya sejumlah emiten seperti DSSA dan CUAN.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham Indonesia mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing dalam tiga hari perdagangan beruntun. Pada perdagangan kemarin, Kamis (7/8/2025), net buy asing tercatat mencapai Rp666,13 miliar.
Sejumlah saham tercatat banyak diminati asing. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) misalnya mencatatkan net buy asing sebesar Rp218,15 miliar pada perdagangan kemarin. Kemudian, saham PT MD Entertainment Tbk. (FILM) mencatatkan net buy asing sebesar Rp100,83 miliar.
Selain itu, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatatkan net buy asing sebesar Rp73,94 miliar pada perdagangan kemarin. Lalu, saham bank jumbo PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan net buy asing masing-masing Rp60,13 miliar serta Rp42,22 miliar.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, Rabu (6/8/2025), net buy asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp433,74 miliar. Sementara, pada perdagangan Selasa (5/8/2025) net buy asing mencapai Rp552,4 miliar.
Meskipun, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing yang tinggi di pasar saham yakni Rp61,34 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Laju IHSG juga melemah pada beberapa hari terakhir. Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun 0,18% ke level 7.490,18. Namun, IHSG masih di zona hijau, menguat 5,79% ytd.
Adapun, masuknya dana asing secara perlahan ke pasar saham Indonesia terjadi di tengah sentimen rebalancing MSCI. Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi juga menuturkan rebalancing MSCI ini dapat mendorong inflow masuk ke IHSG. Apalagi, momentum rebalancing ini bertepatan dengan pengumuman hasil kinerja semester I/2025.
“Selain itu juga ada ekspektasi momentum pulihnya ekonomi di semester II/2025,” tutur Wafi pada beberapa waktu lalu.
MSCI telah resmi mengumumkan hasil kocok ulang atau rebalancing indeks yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Dalam tinjauan terbaru, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), resmi masuk ke MSCI Global Standard Index. Keduanya menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang bergeser ke MSCI Small Cap Index.
Untuk MSCI Small Cap Index, selain ADRO, saham yang masuk meliputi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG).
Sementara itu, saham yang keluar dari MSCI Small Cap Index adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF).
Sebelumnya, Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai selain rebalancing MSCI, terdapat peluang masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia seiring dengan ragam sentimen positif.
Dari sisi global, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal IV/2025 telah memperkuat risk appetite investor terhadap aset-aset emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini turut mendorong arus masuk dana asing, terutama ke saham-saham berkapitalisasi besar yang valuasinya mulai dianggap atraktif kembali.
"Kami memproyeksikan arus dana asing masih berpeluang positif di semester II/2025, meskipun tetap akan bersifat selektif dan sensitif terhadap perkembangan global seperti suku bunga dan tensi geopolitik," kata Felix kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.