Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menghadapi tekanan jual pada awal pekan ini, menyusul gejolak di Wall Street yang dipicu oleh melemahnya data ketenagakerjaan AS.
Melansir Bloomberg, Senin (4/8/2025), kontrak indeks saham berjangka Jepang, Australia, dan Hong Kong semuanya mengindikasikan penurunan, dengan kontrak berjangka Nikkei anjlok lebih dari 2%.
Sentimen negatif dipicu oleh lonjakan angka pengangguran AS dan pelemahan penciptaan lapangan kerja, yang mendorong investor keluar dari aset berisiko. Sementara itu, kontrak S&P 500 cenderung stagnan, menunjukkan belum adanya pemulihan.
Indeks S&P 500 ditutup melemah 1,6% pada Jumat, sedangkan Nasdaq 100, yang sarat saham teknologi, terpuruk 2%—keduanya mencatat penurunan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, harga minyak melemah setelah OPEC+ kembali menggenjot produksi September, menyelesaikan pemulihan penuh atas pemangkasan pasokan sebelumnya.
Sementara itu, dolar AS bergerak beragam terhadap mata uang utama lainnya setelah indeks dolar AS 0,9% pekan lalu akibat turunnya imbal hasil obligasi.
Baca Juga
Pasar tenaga kerja AS tampak kehilangan tenaga. Data Mei dan Juni direvisi turun hampir 260.000 pekerjaan, memicu penurunan imbal hasil obligasi 10 tahun sebesar 16 basis poin dan obligasi dua tahun—yang sensitif terhadap kebijakan moneter—jatuh 28 basis poin.
Ekspektasi pasar kini condong pada pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan.
“September nyaris pasti jadi momen pemangkasan suku bunga—bahkan bisa saja 50 basis poin untuk mengejar ketertinggalan,” ujar Jamie Cox dari Harris Financial Group.
Di Brasil, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan bersedia membuka pembicaraan dagang dengan Donald Trump, asalkan Brasil diperlakukan setara. Sementara itu, di India, komentar Trump dan tarif baru 25% yang diumumkan pekan lalu memicu kekhawatiran.
Trump juga mengancam tarif tambahan 40% bagi produk yang dianggap hanya "diputar" lewat negara ketiga atau transshipment.
Harga emas stabil setelah menguat Jumat lalu usai pernyataan Trump bahwa AS akan mengirim dua kapal selam nuklir sebagai respons atas pernyataan “provokatif” dari Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia.
Di tengah ketegangan, Trump memerintahkan pemecatan Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS Erika McEntarfer hanya beberapa jam setelah laporan data pekerjaan dirilis. Ia juga menyerang Ketua The Fed Jerome Powell, menyatakan bahwa jika suku bunga tidak segera dipotong, dewan bank sentral harus mengambil alih kendali.