Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan menghentikan perdagangan PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) pada perdagangan hari ini, Senin (4/8/2025).
Yulianto Aji Sadono dan Yayuk Sri Wahyuni selaku Kepala Divisi Pengawasan Transaksi serta PH Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI menyebut izin perdagangan sebagai bentuk pembekuan pasar dan perlindungan bagi investor.
Penghentian sementara perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang mampu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), tulis keduanya dalam surat bertanggal 1 Agustus 2025.
Seperti diketahui, saham MINA dalam setahun terakhir (year to year/yoy) sudah melonjak 826,31% dari level Rp19 ke level Rp176 pada penutupan perdagangan pekan lalu (1/8/2025). Dalam rentang 1 tahun terakhir, harga saham MINA sempat menyentuh level tertinggi Rp204 per lembar pada 11 Maret 2025.
Harga saham MINA kemudian turun hingga titik terendahnya pada 26 Juni 2025 di level Rp64. Setelahnya, harga saham MINA kembali melonjak di tengah sentimen rekonsiliasi pemerintahan Prabowo dengan PDI Perjuangan seiring latar belakang pemegang saham MINA.
Seperti diketahui, pemegang saham MINA per 30 Juni 2025 adalah PT Basis Utama Prima (45,71%) dan Hapsoro. Laporan keuangan yang diterbitkan per 30 Juli 2025 menyebut Hapsoro adalah pemegang saham pengendali perusahaan.
Baca Juga
Perlu diketahui, Hapsoro adalah suami Ketua DPR RI Puan Maharani sekaligus cucu mantan Presiden Megawati.
Kinerja Keuangan MINA
Dalam laporan keuangan paling baru itu, MINA menjelaskan perusahaan yang memiliki bidang usaha holding, real estate yang dimiliki sendiri atau disewa, real estate atas dasar bola jasa (fee) atau kontrak, aktivitas kantor pusat, aktivitas konsultasi manajemen lainnya, dan aktivitas penyedia gabungan jasa administrasi kantor.
Perusahaan mencatatkan pendapatan Rp3,86 miliar dalam semester I/2025. Capaian ini naik dari posisi Rp3,05 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan beban pokok Rp1,66 miliar, MINA membukukan laba bruto Rp2,1 miliar.
Meski sudah mencatatkan laba bruto secara keseluruhan, MINA mengalami kerugian sebesar Rp1,9 miliar seiring beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp707,72 juta, naik dari Rp519,48 juta. Sedangkan beban umum dan administrasi mencapai Rp3,44 miliar, tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya Rp3,51 miliar.
Dalam periode ini, MINA mencatatkan aset Rp102,63 miliar, turun dari Rp103,91 miliar. Nilai ini belum memasukkan hasil right issue yang dilakukan pada Juli 2025 lalu.