Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blibli Tunjukkan Kinerja Tahan Banting di Tengah Pelemahan Daya Beli

Blibli catat pertumbuhan pendapatan 22,2% YoY di semester I/2025 meski daya beli melemah, dengan laba bruto naik 14,65% berkat strategi produk bernilai tinggi.
Salah satu Gerai Blibli yang terletak di Jakarta. Blibli menjual iPad Gen 9 dengan harga yang terjangkau/Bisnis.com - Rika Anggraeni
Salah satu Gerai Blibli yang terletak di Jakarta. Blibli menjual iPad Gen 9 dengan harga yang terjangkau/Bisnis.com - Rika Anggraeni
Ringkasan Berita
  • Blibli mencatatkan pertumbuhan pendapatan 22,2% pada semester I/2025 menjadi Rp9,59 triliun, didorong oleh peningkatan di semua segmen penjualan termasuk ritel daring, institusi, dan toko fisik.
  • Strategi Blibli yang fokus pada produk bernilai tinggi dan premium serta peningkatan take rate dari 6,5% menjadi 8,6% berkontribusi pada kenaikan laba bruto 14,65% menjadi Rp1,77 triliun.
  • Blibli terus memperluas jaringan toko fisik dan meningkatkan investasi logistik untuk mendukung pertumbuhan omnichannel, meskipun masih menghadapi tantangan pelemahan daya beli dan operating loss.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati menghadapi tekanan daya beli, emiten omnichannel grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk. atau Blibli mencatatkan kinerja ciamik dengan pertumbuhan double digit di semua segmen penjualannya.

Melansir laporan keuangan, Kamis (31/7), emiten bersandi BELI ini membukukan pendapatan semester I/2025 senilai Rp9,59 triliun, naik 22,2% dari capaian pada paruh pertama 2024 senilai Rp7,85 triliun.

Peningkatan pendapatan perseroan ini dikontribusi dari pendapatan ritel daring Rp2,33 triliun, naik 19% year-on-year (YoY), pendapatan institusi Rp3,38 triliun tumbuh 28% YoY, toko fisik tumbuh 21% YoY menjadi Rp3,14 triliun, terakhir pertumbuhan ritel 3P naik 14% menjadi Rp723 miliar.

Selain itu, take rate juga meningkat jauh dari 6,5% menjadi 8,6% pada paruh pertama 2025, didukung peningkatan take rate utama pada segmen ritel 1P dan toko fisik. Hal ini merupakan hasil dari pertumbuhan laba bruto sebelum diskon sebesar 48% YoY termasuk pertumbuhan 172% YoY pada segmen ritel 1P selama periode ini.

BELI tercatat mencetak laba bruto sebesar Rp1,77 triliun sepanjang semester I/2025. Laba bruto ini naik 14,65% secara tahunan, dari Rp1,54 triliun. CEO & Co-Founder Global Digital Niaga Kusuma Martanto menerangkan strategi paruh pertama ini lebih berhati-hati akibat dipengaruhi tantangan ekonomi yang semakin meluas.

“Kami menyempurnakan portofolio produk kami untuk menekankan penawaran bernilai tinggi dan premium, meningkatkan nilai umur pelanggan tanpa mengorbankan disiplin biaya,” jelasnya, Kamis (31/7/2025).

Dia melanjutkan, segmen ritel 1P melalui platform Blibli mencatatkan pertumbuhan signifikan dari sisi gross profit before discount (GPBD) dengan lonjakan 172% YoY pada semester I/2025 menjadi Rp709 miliar.

Peningkatan ini karena Blibli memprioritaskan produk dengan marjin lebih tinggi, termasuk peluncuran produk gawai pintar serta penawaran home appliances dan sports & wellness. Selain itu, kontribusi Dekoruma yang baru diakuisisi tahun lalu juga mendukung segmen ini.

Sementara itu, segmen institusi masih mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Hal ini dikontribusikan oleh volume penjualan kategori produk gawai pintar yang lebih tinggi ke klien institusi. Belanja per kliennya juga meningkat jauh 21% menjadi Rp65,1 juta. Pada segmen toko fisik, BELI masih mengandalkan RANC dan sejumlah toko elektronik yang bekerja sama dengan merek tunggal untuk merek Hello (Apple), Samsung, Huawei, dan toko multi-merek Blibli.

Selama kuartal II/2025, Blibli menambah delapan toko elektronik konsumen baru, sehingga sudah mengoperasikan 223 toko elektronik konsumen per Juni 2025. Terdiri atas 122 toko merek tunggal dan 101 toko multi-merek. Selain itu, BELI juga mengelola 58 gerai supermarket premium Ranch Market. Dari segmen ritel 3P, GPBD tercatat tumbuh sehat 25% YoY menjadi Rp1,41 triliun pada semester I/2025.

Peningkatan kinerja ini berasal dari kontribusi kategori usaha penerbangan, akomodasi, dan pengalaman. “Kami memasuki semester kedua 2025 dengan penuh kejelasan dan keyakinan. Strategi omnichannel kami tetap menjadi inti dari ambisi pertumbuhan kami, seiring memadukan kemudahan digital dengan keterlibatan luring menciptakan pengalaman pelanggan yang berbeda,” jelasnya.

Adapun, investasi di bidang logistik terutama Gudang di Marunda semakin menyederhanakan jaringan pemenuhan pesanan Blibli, meningkatkan keandalan, dan membuka peluang peningkatan pendapatan.

Head of Research BCA Sekuritas, Christopher Andre Benas menilai prospek Blibli selalu positif apalagi terdapat kenaikan take rate dari 6,5% menjadi 8,6%. “Namun kondisi keuangan yang masih ada operating loss membuat perusahaan harus fokus untuk membuatnya menjadi profitabilitas. Keuntungan Blibli selaku pemain omniplayer tentu saja bisa mendapat revenue stream dari ritel daring dan luring,” jelasnya kepada Bisnis.com.

Namun, dia mengingatkan tantangan pelemahan daya beli bisa menjadi risiko penurunan kinerja. Saat ini, pertumbuhannya masih normal, dan dalam jangka panjang positif jika BELI dapat membuat bottomline menjadi positif.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro