Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenggat Tarif Kian Dekat, Harga Tembaga Makin Keras

Harga tembaga naik 0,3% di tengah ketidakpastian tarif impor AS dan pertemuan The Fed, dengan tenggat waktu 1 Agustus mendekat.
Batang tembaga yang disimpan di kilang logam Aurubis AG di Hamburg, Jerman. /Bloomberg/Krisztian Bocsi
Batang tembaga yang disimpan di kilang logam Aurubis AG di Hamburg, Jerman. /Bloomberg/Krisztian Bocsi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga terpantau naik di pekan penentuan tarif impor AS. Penguatan harga logam industri ini juga menyusul pertemuan The Fed dan rilis data ekonomi utama pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga naik 0,3% menjadi US$9.797 per ton di bursa London Metal Exchange (LME) pada pukul 12.13 waktu Shanghai. Sebelumnya harga tembaga sempat naik 0,5%.

Sementara itu, harga logam industri lainnya bergerak variatif dengan nikel turun 0,5%, sementara aluminium dan seng sama-sama turun 0,1%.

Adapun, kenaikan harga logam ini sejalan dengan penguatan aset berisiko lainnya. Hal ini terjadi setelah Uni Eropa dan AS mencapai kesepakatan dagang yang mencegah keretakan besar lebih lanjut.

Kesepakatan dagang yang tercapai menjelang pertemuan antara AS dan China di Stockholm diperkirakan bisa memperpanjang gencatan dagang selama 90 hari lagi.

Di pasar tembaga, kini perhatian utama pelaku pasar tertuju ke peluncuran tarif impor AS tersebut. Perinciannya memang masih belum jelas, sementara tenggat 1 Agustus semakin dekat.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menyatakan bahwa tarif sebesar 50% atas impor tembaga akan mulai berlaku pada hari Sabtu ini. Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi terkait aspek-aspek penting dari kebijakan tarif tersebut.

Pun masih belum jelas produk apa saja yang akan dikenakan tarif. Pertanyaan di pasar saat ini mulai dari apakah semua negara akan terkena dampak yang sama hingga bagaimana perlakuan terhadap logam yang sudah dalam perjalanan ke pelabuhan AS.

Belakangan ini, pedagang global terpantau sudah mengirimkan volume besar tembaga ke AS untuk menghindari dampak tarif. Pengumuman Trump mengenai tenggat waktu pada 2 Agustus juga memicu aksi borongan di menit-menit terakhir.

Hal itu membuat harga tembaga di pasar AS kini jauh lebih tinggi dibandingkan harga di LME, walau belum sepenuhnya mencerminkan tarif universal sebesar 50% untuk semua tembaga yang diperdagangkan di bursa. Saat ini, selisih harga (premi) mencapai sekitar 31%.

Selain ekspektasi tarif, pekan ini pelaku pasar juga akan fokus ke pertemuan The Fed. Bank Sentral AS diperkirakan belum akan menurunkan suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan yang dijadwalkan pada hari Rabu (30/7/2025).

Namun, pernyataan bank sentral AS akan diamati secara cermat untuk mencari petunjuk mengenai arah kebijakan selanjutnya. Selain itu, bakal ada rilis berbagai data ekonomi AS terbaru, mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga data ketenagakerjaan yang akan dicermati investor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro