Bisnis.com, JAKARTA — Harga kopi arabika naik untuk hari ketiga berturut-turut. Tren kenaikan harga kali ini merupakan yang terlama dalam lebih dari dua bulan, di tengah kekhawatiran terhadap hasil panen di Brasil dan potensi penerapan tarif AS.
Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi arabika berjangka kontrak teraktif naik 1,4% menjadi 305,45 sen per pon pada pukul 10:17 pagi waktu New York.
Sementara harga kopi robusta naik 1,7% di London.
Adapun, lonjakan harga pekan ini dipicu oleh kemungkinan datangnya front dingin yang dapat memengaruhi wilayah penghasil kopi, serta ancaman tarif sebesar 50% dari AS terhadap barang-barang asal Brasil.
Analis Rabobank Guilherme Morya dalam laporannya menyebutkan sejak pengumuman tarif dari AS, volatilitas pasar meningkat dan kemungkinannya karena pembeli mulai mencari asal pasokan alternatif.
"Hingga saat ini, belum ada laporan pembatalan kontrak yang sudah ada, namun pembelian baru mulai terhenti," kata Morya, dikutip Bloomberg, Jumat (25/7/2025).
Trader Kuantitatif Sucafina Ilya Byzov mengatakan harapan adanya penyelesaian isu tarif kemungkinan akan berubah menjadi kepanikan dari sudut pandang para roaster (penyangrai).
"Hal itu akan mendorong minat untuk mencari pasokan alternatif," kata Byzov.
Dia juga memproyeksikan harga mungkin akan sedikit terkoreksi pekan ini sebelum mendapatkan dukungan dari para roaster. Cuaca juga ikut menyumbang volatilitas lebih lanjut di pasar, tambahnya.
Laporan Cooxupé menunjukkan sekitar 59% dari panen kopi di Brasil telah selesai per 18 Juli 2025. Namun, proses ini bisa terhambat oleh kelembapan dan tutupan awan yang diperkirakan meningkat pekan ini.
Sementara itu, persediaan kopi arabika di gudang yang dipantau bursa menurun untuk hari keenam berturut-turut pada Rabu (23/7/2025) yang menandakan pasokan akan semakin ketat dalam waktu dekat.