Bisnis.com, JAKARTA — Danantara Indonesia meyakini rencana penambahan pesawat akan berperan penting dalam mendorong layanan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) di tengah program restrukturisasi yang berjalan.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menyampaikan bahwa restrukturisasi Garuda Indonesia merupakan salah satu program yang akan dikebut pada paruh kedua tahun ini.
Menurutnya, restrukturisasi bakal dilakukan secara komprehensif dan diikuti sejumlah aksi korporasi yang diharapkan memperkuat fundamental perseroan. Salah satunya adalah rencana penambahan pesawat.
“Ini termasuk juga ekspansi daripada penambahan pesawat-pesawat,” ucap Dony saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabi (23/7/2025).
Dia menilai penambahan pesawat menjadi langkah penting untuk meningkatkan layanan Garuda. Pasalnya, keterbatasan jumlah pesawat berisiko memberikan dampak langsung terhadap pengalaman penumpang.
Untuk itu, dengan jumlah armada yang memadai, maskapai penerbangan pelat merah tersebut diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar secara optimal.
“Kami harapkan dengan penambahan armada yang akan segera masuk ke dalam rencana kerja, layanan juga dapat meningkat dan Garuda akan menjadi perusahaan sehat seperti yang kami harapkan,” pungkas Dony.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Garuda santer dikabarkan bakal membeli 50 pesawat Boeing 777. Rencana penambahan armada ini pun mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Sejalan dengan rencana ini, Garuda Indonesia saat ini masih bernegosiasi dengan Boeing agar pembelian pesawat sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan saat ini tengah melakukan komunikasi secara intensif dengan Boeing untuk membahas detail kebutuhan pesawat yang sesuai dengan pangsa pasar.
“Rencana tersebut merupakan salah satu strategi perseroan untuk penyehatan Garuda Indonesia dalam jangka panjang,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.
Wamildan menjelaskan sumber pendanaan pembelian 50 pesawat sejalan dengan rencana penyehatan keuangan yang tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan perseroan.
Adapun langkah awal penyehatan perseroan resmi dimulai setelah Danantara mengucurkan pendanaan awal sebesar US$405 juta atau Rp6,65 triliun dalam bentuk shareholder loan. Dari jumlah ini, Citilink akan menerima pinjaman sebesar Rp4,82 triliun sedangkan Garuda Indonesia meraih Rp1,82 triliun.
Dana itu nantinya akan digunakan untuk perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik Garuda sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).
Selanjutnya, Danantara dan Garuda akan melanjutkan transformasi dengan menitikberatkan pada optimalisasi kinerja operasional dan finansial sebagai bagian dari agenda jangka panjang menuju maskapai berkelanjutan.