Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas naik ke level tertinggi dalam lima pekan, didorong oleh ketidakpastian seputar kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Melansir Reuters pada Rabu (23/7/2025), harga emas di pasar spot naik 1% ke posisi US$3.428,84 per troy ounce, tertinggi sejak 16 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1,1% ke level US$3.443,70.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun mendekati level terendah dua pekan, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik bagi investor.
Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals menjelaskan, ketidakpastian perdagangan memicu permintaan aset lindung nilai.
"AS sedang merundingkan beberapa kesepakatan dagang, tetapi ada rumor bahwa pembicaraan dengan Uni Eropa belum menunjukkan kemajuan berarti," katanya.
Pada hari yang sama, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengonfirmasi akan bertemu dengan mitra dagangnya dari China di Stockholm pekan depan, menandakan kemungkinan perpanjangan tenggat tarif 12 Agustus.
Baca Juga
Dia juga mengungkapkan bahwa AS tengah bersiap mengumumkan gelombang kesepakatan dagang dengan negara lain.
Sementara itu, sejumlah diplomat Uni Eropa memberi sinyal bahwa blok tersebut tengah mempertimbangkan langkah balasan yang lebih luas terhadap AS, menyusul meredupnya prospek kesepakatan dagang transatlantik.
“Emas kemungkinan masih akan berada dalam tren menguat. Level resistensi kuat terlihat di kisaran US$3.420, sementara support berada di sekitar US$3.350,” ujar Jigar Trivedi, analis komoditas senior di Reliance Securities.
Investor juga mulai bersiap menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan. Meski diperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan, pasar mulai berspekulasi kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Oktober mendatang.
Emas umumnya diuntungkan dalam kondisi ketidakpastian ekonomi maupun lingkungan suku bunga rendah, karena keduanya mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai.
Di sisi lain, Bessent menyatakan bahwa Ketua The Fed Jerome Powell tidak perlu segera mengundurkan diri, sehari setelah menyerukan evaluasi terhadap struktur kelembagaan bank sentral tersebut.
Adapun Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman kembali menegaskan pentingnya independensi bank sentral, di tengah tekanan yang meningkat dari Presiden Trump untuk menurunkan suku bunga acuan.