Bisnis.com, JAKARTA — Rapat antara Komisi XI DPR RI dengan Danantara Indonesia yang berlangsung pada Rabu (23/7/2025) digelar tertutup.
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan keputusan ini bertujuan menjaga kerahasiaan informasi terkait strategi BUMN yang berpotensi memengaruhi pasar, termasuk harga saham dan aliran investasi.
“Beberapa hal yang disampaikan oleh Danantara dikhawatirkan akan memengaruhi pasar baik itu dalam harga saham maupun investasi yang sifatnya tidak boleh diketahui publik lebih awal,” ujarnya dalam pembukaan.
Untuk itu, pembahasan bersama Danantara akan dilakukan dalam rapat tertutup demi mencegah penyebaran informasi yang bersifat insider.
“Saya minta perhatian kepada seluruh anggota terhadap bahan rapat yang sifatnya private and confidential untuk dijaga. Kedua, saya nyatakan bahwa rapat ini akan dinyatakan tertutup,” pungkas Misbakhun.
Dia menambahkan rapat perdana bersama Danantara dan Menteri BUMN tersebut dinyatakan memenuhi kuorum sesuai ketentuan Pasal 279 dan 281 Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib.
Sebelumnya, Danantara dan Kementerian BUMN telah menggelar pertemuan terbuka dengan Komisi VI DPR guna membahas rencana kerja PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM selaku holding operasional.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menyampaikan bahwa DAM telah menyiapkan 22 program strategis yang siap dijalankan dalam lima bulan tersisa di 2025.
“Program itu menjadi bagian dari upaya optimalisasi portofolio BUMN yang dibagi dalam tiga klaster, yakni restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan.
Terkait restrukturisasi, Dony menuturkan ada empat sektor yang disorot yakni maskapai, infrastruktur manufaktur baja, proyek kereta api cepat dan asuransi.
“Kami juga mengelompokkan ke dalam program kerja yang berkaitan dengan streamlining dan konsolidasi bisnis,” ucap Dony dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (23/7/2025) siang.
Sementara itu, konsolidasi bisnis akan menyasar sembilan sektor BUMN, antara lain bisnis karya (konstruksi), bisnis pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, dan kawasan industri.
Adapun delapan program lain fokus pada pengembangan bisnis dan potensi sektor dengan prospek jangka panjang, seperti bisnis koperasi, pangan, baterai, semen, perbankan syariah, telekomunikasi, dan industri galangan kapal.
Untuk mendukung kelancaran seluruh program ini, DAM turut memprioritaskan tata kelola pendukung bisnis, khususnya pada aspek human capital, keuangan, manajemen risiko, dan aspek legal.