Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Tembus 4.200 Ringgit, Saham Sawit TAPG hingga AALI Memanas

Harga CPO naik ke 4.217 ringgit per ton, memicu kenaikan saham sawit seperti TAPG dan AALI, didorong permintaan India dan kebijakan impor.
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang tengah dalam fase penguatan dinilai bakal memberikan sentimen positif terhadap kinerja saham emiten sawit.

Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives, kontrak berjangka CPO Agustus 2025 menguat 21 ringgit ke 4.217 ringgit Malaysia per ton, Rabu (23/7/2025). Selain itu, kontrak September 2025 juga menguat 32 ringgit ke 4.278 ringgit Malaysia per ton.

Penguatan harga sawit berjangka ini dinilai terjadi setelah terdapat permintaan yang kuat dari India. Bahkan, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) memproyeksikan permintaan yang akan terus meningkat, seiring perayaan festival Diwali di Oktober 2025 mendatang.

Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas Reydi Octa menerangkan, lonjakan tajam harga acuan CPO bakal memberikan sentimen positif terhadap kinerja saham sawit. Reydi menerangkan, penguatan harga saham yang terjadi belakangan terhadap TAPG, AALI, dan DSNG juga ditengarai oleh lonjakan harga acuan CPO.

“Harga acuan CPO yang melonjak tajam ke level tertinggi sejak Mei 2025, didorong oleh pemangkasan bea impor India.  Ini yang menjadi bahan bakar utama kenaikan saham sawit,” katanya, dikutip Rabu (23/7/2025).

Selain naiknya harga sawit, lonjakan harga saham juga dipengaruhi oleh berbagai perjanjian dagang yang diteken Indonesia, seperti IEU–CEPA hingga tarif 19% AS.

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada juga tidak menampik bahwa penguatan harga CPO akan berdampak positif terhadap kinerja saham CPO. Dia menilai, penguatan kinerja saham emiten CPO akan terdorong oleh perbaikan cuaca hingga permintaan akan produk olahan sawit yang lebih besar. 

Selain itu,  peningkatan penggunaan biodiesel dalam negeri juga akan mendongkrak kinerja emiten sawit. Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengimplementasikan bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel 50 (B50) pada 2026.

“Emiten CPO pun dapat menikmati momen ini dimana harga jual pun dapat membaik sehingga dapat berimbas positif pada perbaikan kinerja,” katanya saat dihubungi, Rabu (23/7/2025).

Perbaikan kinerja emiten sawit dinilai telah tampak dari kinerja kuartal pertama 2025 emiten CPO. PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), misalnya, mencatatkan pertumbuhan laba 20,17% yoy menjadi Rp277,03 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp230,52 miliar.

Di sektor CPO, Reza merekomendasikan saham TAPG, SIMP, LSIP, CSRA, hingga DSNG. Rekomendasi itu didasarkan pada rasio P/E masing-masing emiten.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro