Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan ke kisaran 7.450–7.470 pada Selasa (22/7/2025), ditopang oleh momentum teknikal dan sentimen komoditas global.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim mengatakan bahwa pada perdagangan kemarin, Senin (21/7/2025), IHSG ditutup menguat 1,18% atau 86,23 poin ke level 7.398,19 usai sempat terkoreksi terbatas akibat aksi ambil untung.
Secara teknikal, indikator stochastic RSI masih berada di area overbought, menandakan potensi konsolidasi jangka pendek. Namun, indikator MACD menunjukkan sinyal penguatan lanjutan, ditopang kenaikan volume beli.
“Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan ke level 7.450-7.470,” ujar Ratna dalam publikasi riset harian Phintraco.
Dari sisi sentimen domestik, pasar dinilai sedang mencermati peluncuran 80.081 unit Koperasi Merah Putih oleh pemerintah. Koperasi ini akan memperoleh akses pembiayaan dari bank Himbara melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp3 miliar, dengan bunga 6% dan tenor maksimal 10 tahun.
Kendati menjadi katalis positif untuk penguatan ekonomi, kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar terkait risiko kenaikan kredit bermasalah, tekanan margin bunga bersih, dan likuiditas bank BUMN.
Baca Juga
Sementara itu, kenaikan harga emas dan logam dasar lainnya dinilai akan menjadi katalis positif bagi emiten sektor komoditas. Pergerakan harga global yang solid berpeluang mendongkrak saham-saham tambang logam.
Untuk perdagangan hari ini, Phintraco merekomendasikan saham PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Timah Tbk. (TINS), dan PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA).
Dalam laporan terpisah, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.344 dan 7.286 dengan target resistance di 7.408 hingga 7.563.
Berdasarkan analisis teknikal, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support 7.344 dan 7.286, dengan target resistance terdekat di 7.408 hingga 7.563.
Secara teknikal, kata Nafan, pergerakan indeks komposit masih dalam keadaan bullish didukung, Stochastics K_D dan RSI yang menunjukkan sinyal positif. Di sisi lain, MA20&60 bergerak dengan kecenderungan ke atas.
Dari luar negeri, perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagang yang semakin intens sebelum deadline 1 Agustus, solidnya kinerja laporan keuangan kuartal II/2025, serta turunnya imbal hasil obligasi memberikan katalis positif bagi pasar.
“Sementara itu, negosiasi antara Indonesia-AS masih berlanjut, di mana produk unggulan Indonesia agar dapat ditekan hingga 0% yakni CPO, kopi, kakao, dan nikel, meski tarif resiprokal untuk Indonesia telah disepakati 19%,” kata Nafan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.