Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Awal Pekan Ditutup Melemah ke Level Rp16.323 per Dolar AS

Rupiah melemah 0,16% ke Rp16.323 per dolar AS pada Senin (21/7/2025) akibat ketidakpastian tarif AS dan pertumbuhan ekonomi domestik yang stagnan.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Selasa (1/7/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Selasa (1/7/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.323 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/7/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,16% atau 26,5 poin ke level Rp16.323 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,2% ke posisi 98,28.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya melemah. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,03%, dolar Taiwan misalnya melemah 0,11%, rupee India melemah 0,13%, dan yuan China melemah 0,01%.

Sementara, yen Jepang menguat 0,51%, dolar Singapura menguat 0,16%, won Korea Selatan menguat 0,26%, ringgit Malaysia menguat 0,09%, dan baht Thailand menguat 0,02%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, meningkatnya ketidakpastian tarif AS terus menjadi perhatian di kalangan investor.

Uni Eropa saat ini mempersiapkan tindakan balasan atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Hal ini merupakan tanggapan atas tuntutan pejabat AS atas lebih banyak konsesi dari blok tersebut untuk kesepakatan perdagangan potensial, termasuk tarif dasar sebesar 15%, yang mengejutkan para negosiator Uni Eropa.

Di Asia, hasil pemilihan majelis tinggi Jepang, yang diadakan selama akhir pekan, menunjukkan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa kehilangan suara mayoritasnya. Partai Demokrat Liberal hanya mengamankan 47 kursi dari 248 kursi yang tersedia, menimbulkan keraguan atas masa depan pemerintahan Jepang.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya sebesar 4,87% secara tahunan.

Walaupun pada kuartal II/2025 terdapat momen libur sekolah, tetapi dampaknya tidak sebesar Ramadan dan Lebaran.

Selain itu, belanja pemerintah masih lambat. Pemerintah juga telah mulai membuka efisiensi pada Maret 2025 lalu, tetapi serapannya masih belum terakselerasi.

Kemudian, pemerintah memang memberi stimulus, akan tetapi kebijakan tersebut baru muncul pada akhir kuartal II/2025 atau Juni 2025.

Untuk perdagangan besok, Selasa (22/7/2025), mata uang diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.310 - Rp16.360 per dolar AS.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro