Bisnis.com, JAKARTA — Mengintip prediksi pergerakan harga emas menuju akhir Juli 2025.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan bahwa harga emas menunjukkan pergerakan yang dinamis sepanjang pekan lalu.
Fluktuasi, lanjut dia, disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal seperti penguatan dolar AS, ketegangan geopolitik, hingga spekulasi kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Meski sempat mengalami tekanan, tren jangka menengah emas masih berada dalam jalur bullish. Sinyal penguatan harga masih cukup solid berdasarkan kombinasi indikator candlestick dan moving average,” jelasnya dalam riset yang dikutip, Minggu (20/7/2025).
Andi menilai tren kenaikan harga emas belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang signifikan. Harga emas diprediksi akan menuju level US$3.438 pada pekan depan.
“Jika tekanan bullish terus berlanjut, harga XAU/USD diperkirakan akan menguji level resistance berikutnya di sekitar 3.438 pada minggu depan. Level ini menjadi target utama dalam skenario tren lanjutan,” imbuhnya.
Baca Juga
Kendati demikian, pihaknya juga mewanti-wanti agar investor mencermati kemungkinan koreksi harga. Apabila terjadi reversal hingga menembus US$3.212, terbuka risiko penurunan ke US$3.133.
“Skenario ini perlu diwaspadai sebagai bagian dari dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berita-berita fundamental dan reaksi pelaku pasar secara global,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Jumat pelemahan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik serta ekonomi yang berkelanjutan.
Faktor tersebut mendorong permintaan logam safe haven tersebut, sementara harga logam lainnya seperti platinum, melemah setelah mencapai level tertinggi sejak 2014.
Mengutip Reuters, Sabtu (19/7/2025), harga emas spot naik 0,4% menjadi US$3.351,18 per ons, setelah sempat turun 1,1% pada sesi sebelumnya.
Sedangkan, harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih tinggi di US$3.358,3.
"Di sektor logam mulia, terdapat kenaikan secara menyeluruh, berkat melemahnya dolar AS," kata Analis Marex Edward Meir.
