Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Tipis usai Trump Bantah Rencana Copot Powell

Harga emas sempat melonjak tajam, namun menyusut setelah Trump membantah isu akan mencopot Ketua The Fed Jerome Powell.
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada Rabu (16/7/2025) menyusul laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mencopot Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

Namun, penguatan itu menyusut setelah Trump membantah isu tersebut. Ia menegaskan tak ada rencana untuk memecat Powell, meski tak sepenuhnya menutup kemungkinan, sambil merujuk pada investigasi pembengkakan anggaran proyek renovasi gedung The Fed senilai US$2,5 miliar.

Melansir Reuters, Kamis (17/6/2025), harga emas di pasar spot sempat naik hingga 1,6% sebelum melandai dan ditutup di level US$3.347,23 per troy ounce. Kontrak emas berjangka AS juga menguat 0,7% ke US$3.359,1.

"Spekulasi bahwa Trump ingin memecat Powell sempat memicu lonjakan harga emas, tetapi pasar kembali goyah setelah ia membantah. Volatilitas meningkat akibat pernyataan yang saling bertentangan," ujar analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Kekhawatiran geopolitik turut memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai. Serangan udara besar-besaran Israel ke Damaskus merusak Kementerian Pertahanan dan menghantam area sekitar istana presiden, memperburuk ketegangan di kawasan.

Sementara itu, di bidang perdagangan, Komisi Eropa menyiapkan langkah balasan berupa tarif terhadap barang-barang AS senilai US$84,1 miliar, jika negosiasi dengan Washington gagal, menyusul ancaman Trump pekan lalu yang ingin mengenakan tarif 30% terhadap impor dari Uni Eropa.

Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff memprediksi harga emas akan bergerak dalam kisaran $3.250 hingga $3.476 dalam waktu dekat.

“Dengan meningkatnya tekanan geopolitik dari Timur Tengah dan sikap proteksionisme AS, ketidakpastian pasar bertambah, dan ini menjadi angin segar bagi emas,” jelasnya.

Data ekonomi juga ikut menopang harga. Indeks harga produsen AS pada Juni tercatat stagnan, setelah naik 0,3% di Mei. Sehari sebelumnya, data inflasi konsumen menunjukkan kenaikan 0,3%, mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan tetap berhati-hati sebelum memangkas suku bunga.

Emas biasanya menguat di tengah ketidakpastian dan saat suku bunga rendah.

Sementara itu, harga perak naik 0,5% menjadi US$37,89 per troy ounce. Platinum menguat hampir 3% ke US$1.412,55, dan paladium naik 1,8% ke US$1.227,73.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro