Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global melemah pada awal pekan ini setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan sinyal positif terkait kemajuan beberapa perjanjian dagang serta memperpanjang masa tenggang pemberlakuan tarif impor bagi sejumlah negara.
Melansir Reuters, Senin (7/7/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,76% ke level US$3.309,73 per troy ounce pada pukul 14.31 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS melemah 0,66% ke level US$3.309,60 per troy ounce.
Trump mengatakan bahwa pemerintahannya hampir merampungkan sejumlah kesepakatan perdagangan dan akan segera memberi pemberitahuan kepada mitra dagang mengenai kenaikan tarif yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus, dengan tenggat pemberitahuan ditetapkan pada 9 Juli.
Pada bulan April lalu, Trump menetapkan tarif dasar 10% terhadap mayoritas negara mitra dagang, disertai potensi bea tambahan hingga 50%. Namun, penerapan efektif dari sebagian besar tarif itu ditangguhkan hingga 9 Juli. Kini, keputusan terbaru memperpanjang masa tenggang tersebut selama tiga minggu lagi.
Analis senior OANDA Kelvin Wong mengatakan penundaan jangka pendek dari AS ini menjadi pemicu pelemahan harga emas dalam perdagangan intraday saat ini.
”Akan ada lagi pergerakan harga yang mencolok di kisaran US$3.320, dengan potensi resisten jangka pendek di level US$3.360,” jelasnya.
Baca Juga
Dalam pernyataan lainnya, Trump menyebut bahwa AS akan mengenakan tambahan tarif 10% kepada negara-negara yang dinilai berpihak pada kebijakan anti-Amerika yang diusung BRICS, meski ia tidak merinci apa yang dimaksud dengan kebijakan tersebut.
Kekhawatiran terhadap potensi lonjakan inflasi akibat tarif membuat pelaku pasar mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter The Fed.
Perdagangan kontrak berjangka suku bunga kini mencerminkan bahwa investor tak lagi memperkirakan pemangkasan suku bunga bulan ini, dan hanya melihat peluang dua kali pemotongan seperempat poin hingga akhir tahun.
Sementara itu, pekan lalu Trump telah menandatangani paket kebijakan besar berupa pemangkasan pajak dan anggaran negara yang, menurut analisis independen, akan menambah utang nasional AS lebih dari US$3 triliun. Total utang negara itu kini telah menyentuh angka US$36,2 triliun.
Secara teknikal, analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan pola bearish harga emas kembali meningkat. Hal ini karena kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tekanan jual semakin mendominasi.
“Moving Average jangka pendek kembali memotong ke bawah MA jangka menengah, sementara formasi lower high dan lower low pada candlestick mengonfirmasi penguatan tren bearish,” ujarnya.
Namun, apabila tekanan jual ini berlanjut hari ini, harga emas berpotensi terdepresiasi hingga level US$3.292. Namun, jika pembeli mampu memantulkan harga, rebound teknikal berpeluang mendorong harga emas kembali ke kisaran US$3.343.