Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan The Fed Tahan Laju Emas Meski Tensi Geopolitik Meningkat

Harga emas cenderung flat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan sikap hawkish Federal Reserve (The Fed).
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bergerak mendatar di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang menyeimbangkan tekanan dari sikap hawkish Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan data Reuters pada Jumat (20/6/2025), harga emas di pasar spot turun tipis 0,1% ke level US$3.365,79 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS melemah 0,7% ke posisi US$3.382,80 per troy ounce.

Adapun, pasar keuangan Amerika Serikat ditutup pada hari Kamis untuk memperingati Hari Juneteenth.

Dolar AS juga menguat tipis, membuat harga logam mulia dalam denominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Ahli Strategi Komoditas ANZ Soni Kumari menjelaskan, pernyataan Federal Reserve yang mengindikasikan bahwa risiko inflasi masih tinggi mengurangi peluang pemangkasan suku bunga lanjutan.

"Hal ini yang memberikan tekanan pada harga emas,” ujar Kumari.

Pada pertemuan kebijakan terbaru, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Namun, proyeksi para pengambil kebijakan menunjukkan hanya dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini—lebih lambat dibandingkan ekspektasi sebelumnya—di tengah prospek ekonomi yang semakin kompleks.

Ketua The Fed Jerome Powell pun mengingatkan agar tidak terlalu bergantung pada proyeksi tersebut. Dia menegaskan risiko inflasi masih signifikan, apalagi dengan adanya ancaman tarif impor yang lebih tinggi.

Di sisi geopolitik, konflik Israel dan Iran kembali memanas. Israel membombardir target nuklir di Iran, sementara Iran membalas dengan rudal yang menghantam rumah sakit di Israel. Belum terlihat adanya tanda-tanda deeskalasi dari kedua belah pihak.

Emas umumnya dipandang sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Namun, dalam lingkungan suku bunga tinggi, daya tarik emas cenderung berkurang karena tidak memberikan imbal hasil (yield).

Pada perkembangan lain, harga platinum anjlok 3,7% menjadi US$1.269,30 per troy ounce setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak September 2014 di awal sesi perdagangan.

“Ketika reli tajam menembus level teknikal penting seperti US$1.000, biasanya akan memicu aksi beli dari investor dan spekulan. Namun, lonjakan harga yang terlalu cepat sering kali tidak ditopang oleh fundamental dan rentan terhadap aksi ambil untung,” tambah Kumari.

Logam mulia lainnya juga melemah. Harga palladium turun hampir 1,1% ke US$1.038,56 per troy ounce, sedangkan perak turun 1,4% ke US$36,21 per troy ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper