Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Lesu Usai BI dan The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.365,5 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (19/6/2025) setelah The Fed tahan suku bunga acuannya.
Pegawai menunjukan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah di Jakarta, Senin (16/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah di Jakarta, Senin (16/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.365,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (19/6/2025) setelah bank sentral AS (The Fed) tahan suku bunga acuannya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan melemah 0,32% atau 53 poin ke level Rp16.365,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,14% ke posisi 99,04.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Dolar Taiwan misalnya melemah 0,11%, won Korea Selatan melemah 0,79%, peso Filipina melemah 0,62%, dan yuan China melemah 0,02%.

Kemudian, rupee India melemah 0,26%, ringgit Malaysia melemah 0,22%, dan baht Thailand melemah 0,34%.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (18/6/2025) rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,14% ke Rp16.312 per dolar AS. 

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, rupiah diproyeksikan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.310 - Rp16.360 per dolar AS.

Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, pasar tertuju pada hasil pertemuan The Fed atau FOMC pada kemarin, Rabu (18/6/2025).

The Fed telah menahan suku bunga acuannya. Bank sentral juga telah memberi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga masih dapat dilakukan tahun ini.

Kemudian, kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas. Ketegangan memuncak setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat, menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir di Teheran, Iran pada pekan lalu.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,50%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%.

Upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper