Bisnis.com, JAKARTA — PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) mengantongi izin pengelolaan panas bumi di Bitung, Sulawesi Utara, sebagai bagian dari langkah diversifikasi bisnis ke sektor energi terbarukan yang ditempuh sejak 2024.
Direktur Utama ARCI Rudy Suhendra mengatakan bahwa izin itu telah diberikan kepada PT Toka Tindung Geothermal (TTG), selaku perusahaan patungan yang dibentuk bersama PT Ormat Geothermal Indonesia pada 13 Juni 2025.
Seiring capaian tersebut, emiten tambang emas milik Peter Sondakh ini membidik kapasitas produksi listrik tenaga panas bumi sebesar 40 megawatt (MW).
“Ini menjadi langkah awal yang penting bagi diversifikasi energi bersih kami,” ujar Rudy dalam paparan publik di Rajawali Place, Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Setelah mengantongi izin, TTG menargetkan untuk memperoleh persetujuan lingkungan, serta melakukan eksplorasi lanjutan guna mengonfirmasi suhu dan besaran sumber daya panas bumi yang tersedia di wilayah konsesi.
Direktur Keuangan ARCI Hidayat Dwiputro Sulaksono menuturkan perseroan terus berkoordinasi dengan mitra strategisnya, Ormat Geothermal Indonesia, terutama terkait penyusunan anggaran dan rencana realisasi proyek.
Baca Juga
“Dalam beberapa tahun ke depan, kami masih fokus di kegiatan eksplorasi dan untuk kegiatan geotermal kami juga saling berkoordinasi dengan Ormat untuk budget dan sebagainya,” ujar Hidayat dalam kesempatan yang sama.
Pada 2025, ARCI menyiapkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$80 juta atau lebih rendah dari realisasi tahun lalu yakni US$91,8 juta. Hal ini disebabkan sebagian besar infrastruktur pendukung, termasuk yang dibutuhkan untuk pengoperasian kembali pit Araren telah dirampungkan.
Hidayat menyebutkan bahwa mayoritas capex sepanjang tahun ini akan diarahkan untuk mendukung eksplorasi dan pengembangan tambang bawah tanah.
“Karena sekali lagi potensi di eksplorasi dan pengembangan penambangan underground sangat signifikan, jadi kita akan banyak berfokus di situ,” ucapnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.