Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke Rp16.289,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (17/6/2025). Di sisi lain, greenback terpantau mengalami penguatan.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup melemah sebesar 24,50 poin atau 0,15% menuju level Rp16.286 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,14% ke 98,13.
Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas dibuka melemah. Yuan China melemah 0,03% bersama won Koreag sebesar 0,18%. Adapun ringgit Malaysia dan rupee India turun masing-masing 0,06% dan 0,12%.
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan antisipasi pasar menjelang sejumlah keputusan suku bunga bank sentral dunia.
“Pelemahan ini sejalan dengan penguatan indeks dolar AS, di tengah meningkatnya kehati-hatian investor menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu waktu setempat,” ujarnya dalam siaran pers.
Di sisi lain, konflik Israel–Iran yang telah memasuki hari kelima berturut-turut turut meningkatkan kekhawatiran pasar. Meskipun sempat muncul harapan meredanya ketegangan, tensi kembali meningkat usai Presiden AS Donald Trump dalam unggahan media sosial mendesak “semua orang” untuk mengevakuasi Teheran.
Dari sisi domestik, peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur pada 17–18 Juni 2025 dinilai kecil. Selain ketegangan geopolitik yang masih tinggi, BI juga baru saja menurunkan suku bunga pada pertemuan sebelumnya.
Ibrahim menyatakan bahwa di tengah dinamika global, pasar melihat ruang pelonggaran moneter BI menjadi terbatas, terlebih The Fed juga diperkirakan menunda rencana pemangkasan suku bunga.
Di tengah dinamika itu, dia memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di kisaran Rp16.270 hingga Rp16.265 per dolar AS pada perdagangan Rabu (18/6/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.