Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Bursa Efek Indonesia Kaji Penyesuaian Jam Perdagangan

BEI tengah mengkaji terkait potensi penyesuaian jam perdagangan. Sejumlah skenario sedang dievaluasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji secara komprehensif terkait potensi penyesuaian jam perdagangan. Sejumlah skenario kini sedang dievaluasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan kajian dilakukan sebagai upaya meningkatkan pengalaman pasar saham, memperluas likuiditas, dan memberikan layanan optimal kepada seluruh investor, baik domestik maupun asing.

“Penyesuaian jam perdagangan ini meliputi berbagai kemungkinan, apakah ditambah di awal, diperpanjang di akhir, atau hanya digeser. Semua skenario masih dalam tahap kajian dan belum ada keputusan final,” ujarnya di Jakarta, Senin (16/6/2025). 

Dia menuturkan bahwa berbagai masukan dari pemangku kepentingan menjadi bahan pertimbangan BEI, termasuk dari investor institusi dan ritel di seluruh Indonesia.

Secara khusus, otoritas Bursa juga mempertimbangkan waktu operasional investor institusi asing terutama yang memiliki basis perdagangan di Hong Kong.

“Sebagian besar investor institusi dari Amerika Serikat dan Eropa memiliki desk di Hong Kong. Artinya, Hong Kong keberadaannya cukup penting,” kata Jeffrey.

BEI turut mencermati tren distribusi investor dalam negeri. Jika sebelumnya lebih dari 70% investor ritel berasal dari Pulau Jawa, kini porsinya turun ke kisaran 67% hingga 68% dengan pertumbuhan signifikan di wilayah Indonesia tengah dan timur. 

“Distribusi geografis investor domestik juga menjadi pertimbangan penting. Kami ingin memastikan seluruh investor dapat mengakses pasar secara optimal tanpa dibatasi perbedaan waktu operasional,” ungkapnya.

Selain mempertimbangkan masukan internal dan eksternal, BEI juga melakukan benchmarking terhadap jam perdagangan bursa regional lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, guna menjaga daya saing pasar modal Indonesia di kawasan. 

Jeffrey menegaskan bahwa seluruh pertimbangan tersebut akan dianalisis secara komprehensif oleh otoritas dan keputusan apapun nantinya tidak semata-mata hanya didasarkan pada kepentingan investor asing.

Saat ini, berdasarkan ketentuan, jam perdagangan dipisah dalam dua sesi yaitu 09.00 - 12.00 untuk sesi pertama dan 13.30 - 15.49 untuk sesi kedua. Adapun khusus Jumat, jam perdagangan sesi I mulai pukul 09-11.30 dan sesi II pada 14.00-15.49 WIB.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper