Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kebangkitan Indeks LQ45 Saat Sentimen Perang Dagang Mereda

Performa saham-saham terlikuid yang tergabung dalam indeks LQ45 belum mampu menyamai kenaikan yang terjadi di saham-saham lapis kedua.
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Performa saham-saham terlikuid yang tergabung dalam indeks LQ45 belum mampu menyamai kenaikan yang terjadi di saham-saham lapis kedua. Adapun, kinerja indeks LQ45 terpukul sentimen perang dagang pada kuartal I/2025 yang memicu aksi jual besar-besaran.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks IDX LQ45 terpantau melemah 3,02% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level 801,7 per Kamis (5/6/2025).

Sejumlah saham konstituen IDX LQ45 yang memiliki kapitalisasi pasar jumbo terkoreksi dalam. Harga saham bank jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya turun 7,75% ytd dan saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 10,96% ytd.

Selain itu, harga saham PT Astra International Tbk. (ASII) turun 5,92% ytd dan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) turun 12,76% ytd. 

Kontras, saham-saham lapis kedua di dalam IDX SMC Liquid menguat 0,16% ytd ke level 305,35. Sedangkan IHSG mengalami penguatan lebih tinggi lagi sebesar 0,63% ytd menjadi 7.113.42 pada saat bersamaan.

Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus mengatakan IDX LQ45 masih lesu lantaran konstituennya yaitu saham big caps belum sepenuhnya pulih.

"Lesunya saham-saham dalam indeks LQ45 tentunya karena kondisi perang dagang yang belum stabil terkait tarif pada kuartal I/2025 dan kuartal II/2025 diiringi aksi jual investor asing," kata Angga kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

Meskipun demikian, Angga menyebut indeks LQ45 memiliki peluang untuk pemulihan seiring dengan deeskalasi perang dagang. Dia menyebut investor saat ini mencermati progres perundingan tarif antara AS dan China serta arah kebijakan suku bunga The Fed.

Adapun, keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan juga mampu menjadi pendorong pemulihan IDX LQ45. Sebagaimana diketahui, BI telah menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke level 5,50% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 20—21 Mei 2025. 

"Perkiraan kinerja LQ45 akan menguat terbatas seiring kenaikan masif yang sudah terjadi sebesar 25% sejak April 2025," tutur Angga.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan juga menilai indeks LQ45 memiliki peluang besar untuk pulih. Salah satu pendorongnya adalah penurunan suku bunga acuan BI.

Indikasi perlambatan ekonomi domestik, terkendalinya inflasi, serta nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan memberikan ruang stabilitas eksternal bagi BI dalam menurunkan suku bunga acuan.

"Dengan inflasi inti yang rendah dan ekspektasi inflasi yang terjaga, real policy rate Indonesia masih positif," kata Felix.

Menurutnya, pelaku pasar sejauh ini masih wait and see terkait kepastian kebijakan BI rate. Alhasil, IDX LQ45 akan terdorong saat BI rate turun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper