Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angin Segar dari Perundingan AS-China, Bursa Asia Diproyeksi Menguat

Bursa Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Senin (9/6) menyusul dibukanya kembali jalur diplomasi dagang antara AS dan China.
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Senin (9/6/2025) menyusul rilis data ketenagakerjaan AS yang meredakan kekhawatiran resesi serta dibukanya kembali jalur diplomasi dagang antara AS dan China.

Melansir Bloomberg, indeks berjangka untuk pasar saham Jepang dan Hong Kong menunjukkan potensi kenaikan moderat, menyusul penutupan kuat indeks S&P 500 pada Jumat yang mencapai level tertinggi sejak Februari.

Namun, kontrak berjangka saham AS turun tipis 0,1% pada awal sesi Asia. Yen menguat tipis, sementara emas mencatat kenaikan 0,2%.

Meski pertumbuhan lapangan kerja AS di bulan Mei melambat dan data dua bulan sebelumnya direvisi turun, laporan ketenagakerjaan terbaru tetap melampaui ekspektasi analis. Hal ini memicu optimisme investor dan memberikan dorongan pada pasar saham.

Ketegangan perdagangan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping tampak mereda setelah kesepakatan terkait ekspor mineral penting berhasil dicapai, yang membuka ruang negosiasi lanjutan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Sementara itu, indeks S&P 500 mencatatkan penguatan selama lima dari tujuh pekan terakhir, mencerminkan pemulihan pasar dari gejolak dua bulan sebelumnya. Indeks saham di Asia dan Eropa juga menunjukkan tren penguatan selama delapan pekan terakhir.

Putaran kedua pembicaraan dagang antara AS dan China akan dimulai hari ini di London. Ini menjadi pertemuan pertama sejak kedua negara gagal menerapkan kesepakatan yang dicapai pada Mei lalu di Jenewa.

China dilaporkan telah mengeluarkan persetujuan ekspor untuk beberapa jenis logam tanah jarang, sementara Boeing kembali mengirimkan pesawat komersial ke pasar China, yang menjadi indikasi awal pemulihan arus perdagangan.

Di tengah harapan perbaikan hubungan dagang, investor juga akan mengalihkan perhatian ke lelang obligasi pemerintah AS senilai US$22 miliar yang dijadwalkan pada Kamis. Penawaran ini akan menjadi ujian atas sentimen investor terhadap utang jangka panjang pemerintah, di tengah kekhawatiran terhadap membengkaknya beban fiskal AS.

Selain itu, data inflasi AS yang akan dirilis minggu ini akan diawasi ketat oleh pelaku pasar. Angka ini berpotensi memengaruhi ekspektasi suku bunga dan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper