Bisnis.com, JAKARTA — PT Habco Trans Maritima Tbk. (HATM) akan menggalang dana lewat penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue mengincar Rp537,60 miliar.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, HATM akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.680.000.000 saham baru atau setara dengan 24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh sebelum PMHMETD.
Adapun, nilai nominal ditetapkan sebesar Rp50 per saham. Sedangkan harga pelaksanaan ditetapkan Rp320 per saham.
Manajemen HATM menyebut setiap pemegang 25 saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 11 Juni 2025 berhak atas sebanyak 6 HMETD.
"Jumlah dana yang akan diterima oleh Perseroan dalam PMHMETD I ini adalah Rp537.600.000.000," tulis manajemen HATM, dikutip Selasa (27/5/2025).
Adapun, PT Habco Primatama yang memegang 82,27% saham perseroan sudah menyampaikan tidak akan melaksanakan 1,28 miliar HMETD. Alih-alih, PT Habco Primatama akan mengalihkan haknya kepada PT Multi Sarana Nasional. Adapun, PT Multi Sarana Nasional menyampaikan komitmennya untuk mengambil saham HMETD tersebut.
Selanjutnya, pemegang saham HATM yang tidak melaksanakan HMETD akan mengalami dilusi kepemilikan.
"Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan untuk pelunasan pinjaman dan belanja modal Perseroan," tulis Manajemen HATM.
Habco Trans Maritima merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengangkutan dan kegiatan usaha angkutan laut dalam negeri untuk barang umum. HATM melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024.
Dalam perkembangan sebelumnya, PT Habco Trans Maritima Tbk. (HATM) optimistis kinerja keuangan pada 2025 akan tumbuh signifikan karena didukung ekspansi armada dan strategi operasional yang solid.
Perusahaan angkutan laut barang ini menargetkan pendapatan naik 42% (year on year/YoY) menjadi Rp1,06 triliun pada 2025 dari capaian Rp748,2 miliar tahun lalu.
Direktur Utama Habco Trans Maritima (HATM) Andrew Kam menyebut pertumbuhan itu didorong oleh 7 armada bulk carrier milik perusahaan yang memiliki total kapasitas angkut mencapai 367.122 deadweight tonnage (DWT).
"Penambahan armada terus kami lakukan untuk meningkatkan kapasitas angkut, merespons dinamika industri, dan mempertahankan daya saing," ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.