Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ANTM: Kenaikan Harga Terbatas, Pilih Hold atau Take Profit?

Ruang peningkatan harga saham ANTM diproyeksikan semakin terbatas, investor diminta untuk hold atau mulai menempuh aksi ambil untung.
Karyawan menunjukkan emas logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (22/4/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan menunjukkan emas logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (22/4/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Ruang peningkatan harga saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) diproyeksikan makin terbatas. Investor disarankan untuk mempertahankan kepemilikan saham perusahaan atau mulai menempuh aksi ambil untung. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Muhammad Farras Farhan menyatakan prospek kinerja keuangan ANTM sejatinya tetap kuat. Namun, valuasi saat ini dinilai mencerminkan sebagian besar potensi pertumbuhan sehingga ruang kenaikan menjadi terbatas.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/5/2025), saham ANTM bergerak di rentang Rp2.970-Rp3.120. Batas atas dari banderol tersebut sudah mencerminkan kenaikan 103,93% year to date (YtD) dan melonjak 122,14% dalam 3 bulan terakhir.

“Meskipun prospek laba 2025 tetap kuat, kami melihat potensi kenaikan harga saham sudah mulai terbatas pada level saat ini,” ujarnya dalam publikasi riset terbaru. 

Farras merekomendasikan hold saham ANTM. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa mendorong kinerja di luar ekspektasi, antara lain lanjutan reli harga emas global, penurunan biaya produksi, serta kenaikan harga emas yang melampaui proyeksi. 

“Oleh karena itu, kami merekomendasikan investor untuk mempertahankan kepemilikan atau mulai melakukan aksi ambil untung atau take profit,” pungkasnya.

Sementara itu, dia menuturkan harga emas global akan tetap dalam tren menguat dengan rata-rata mencapai US$3.100 per troy ounce pada 2025 karena didorong oleh inflasi yang persisten hingga suku bunga riil negatif di Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, tren tersebut akan menopang kinerja ANTM. Pendapatan diperkirakan mencapai Rp92,8 triliun atau tumbuh 34,2% year on year (YoY), dengan kontribusi utama dari segmen emas membukukan harga jual rata-rata US$3.100/oz.

“Penandatanganan Sales and Purchase Agreement [SPA] terbaru dengan PT Freeport Indonesia juga diperkirakan memberi tambahan kontribusi terhadap volume penjualan emas ANTM,” ucap Farras.

Di sisi lain, segmen bijih nikel turut memperlihatkan prospek positif dengan pendapatan diproyeksikan mencapai Rp8,9 triliun, tumbuh 65,4% secara tahunan.

Farras mengatakan bahwa EBITDA perseroan juga diperkirakan melonjak 142,6% YoY menjadi Rp7,3 triliun, sementara laba bersih ditaksir mencapai Rp6 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 64,9% dari capaian tahun sebelumnya. 

“Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa setiap perubahan harga emas sebesar lebih kurang 1% akan memengaruhi laba sekitar 0,98%, mencerminkan ketahanan ANTM terhadap volatilitas harga komoditas,” tuturnya. 

___________________

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper